Sekda Bali, Dewa Made Indra. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.co. – Bali dikejutkan dengan adanya pasien warga negara asing (WNA) positif virus corona atau COVID-19. Kendati, hasil lab-nya baru diketahui setelah pasien meninggal dunia. Saat masih dirawat di salah satu RS rujukan, pasien asing yang tidak boleh disebutkan kewarganegaraannya itu berstatus dalam pengawasan COVID-19.

“Ini adalah kasus no. 25 (di Indonesia, red). Kasus no. 25 ini adalah imported case, artinya dia tidak kena di Bali. Kemungkinan dia membawanya dari luar,” ujar Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra saat memberikan keterangan pers dengan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya di Kantor Gubernur Bali, Rabu (11/3).

Dewa Indra menyebut WNA positif COVID-19 ini sudah melewati pemeriksaan thermo scanner di Bandara Ngurah Rai. Namun suhu tubuhnya saat tiba pada 29 Februari 2020 berada di bawah 38 derajat celcius. Kemungkinan saat itu belum masa inkubasi penyakit sehingga tidak terdeteksi.

Baca juga:  Polisi Bekuk Pencuri Mesin Traktor

Pasien tersebut baru diketahui demam pada 3 Maret 2020, dan sempat dirawat di RS swasta pada 3-8 Maret 2020. Lantaran belum menunjukkan tanda lebih sehat, akhirnya dibawa ke RS rujukan dan mulai dirawat di sana pada 9 Maret 2020.

“Tadi pagi (kemarin, red) pukul 02.45 wita, pasien ini meninggal dunia. Disepakati yang meninggal ini dikremasi di Mumbul tadi siang pukul 12.30 wita,” imbuhnya.

Menurut Dewa Indra, jenazahnya telah ditangani sesuai protap penanganan jenazah untuk orang yang terinfeksi penyakit menular karena virus. Sekalipun statusnya hingga Selasa (10/3) malam merupakan pasien dalam pengawasan COVID-19.

Sebab, hasil lab baru diketahui setelah pasien meninggal. Kendati positif, namun penyebab meninggalnya pasien tidak bisa disimpulkan karena virus corona.

Sebab, pasien perempuan berusia 53 tahun itu juga didiagnosa mengidap 4 penyakit bawaan yang sudah cukup lama diderita yakni diabetes melitus, hipertensi atau darah tinggi, hipertiroid dan paru menahun. “Meskipun informasi baru kami terima, tetapi penanganan jenazah sudah dilakukan sesuai protap yang ketat supaya tidak menimbulkan penularan pada orang lain,” paparnya.

Baca juga:  Rapat MDA dan PHDI Bahas Rencana "Sipeng" 3 Hari Didatangi Wakapolda

Dewa Indra menambahkan, tim surveillance Dinas Kesehatan Provinsi Bali sudah melakukan penelusuran terhadap orang-orang yang melakukan kontak erat dengan WNA positif COVID-19. Penelusuran itu bahkan sudah dilakukan sejak dua hari lalu sebelum hasil lab keluar.

Dikatakan bila ada 21 orang yang pernah melakukan kontak erat dengan WNA tersebut sejak titik awal tiba di Bali hingga dirawat dan meninggal di RS rujukan. Termasuk di dalamnya penginapan tempat WNA itu menginap.

Terhadap orang-orang itu, dilakukan penanganan sesuai dengan protap. Yakni diisolasi di rumah masing-masing, dilakukan pemeriksaan kesehatan, diberikan KIE untuk menjaga kesehatan, etika batuk, dan sebagainya, serta diambil swab untuk uji lab di Jakarta.

Baca juga:  COVID-19 Melandai, Kasus DBD Justru Meningkat di Tabanan

“Semuanya dalam keadaan sehat, semuanya sudah diperiksa oleh tim dokter kita dari Dinas Kesehatan. Kalau hasil uji labnya menunggu dari Jakarta,” imbuhnya.

Menurut Dewa Indra, diantara 21 orang itu juga termasuk suami dari WNA yang positif COVID-19. Terlebih, sang suami merupakan orang yang paling intensif melakukan kontak.

Meskipun dalam keadaan sehat, tapi sesuai protap tetap diisolasi di rumah sakit. “Karena orang ini paling dekat kontaknya. Dia kan sekamar di tempat tidur. Beda perlakuannya dengan kontak-kontak yang lain  mungkin hanya 5 menit atau 10 menit,” jelasnya.

Dewa Indra menambahkan, penelusuran kontak erat sudah dilakukan sebelum ada hasil lab karena WNA itu sudah dalam status pengawasan. Sehingga, protap penanganan COVID-19 dilakukan tanpa perlu menunggu hasil positif. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN