Achmad Yurianto. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Kasus COVID-19 kembali bertambah, Minggu (15/3). Dalam rilis di Istana Presiden, Juru Bicara Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan jumlah saat ini bertambah 21 kasus.

Dikutip dari Antaranews, ini adalah pengembangan dari tracing kasus sebelumnya. “Hari ini kita mendapatkan 21 kasus baru dimana 19 di Jakarta dan 2 di Jawa Tengah, di Jakarta sehingga menjadi 117 (kasus). Sebenarnya ini adalah pengembangan dari tracing kasus sebelumnya, saya tidak akan sampaikan satu per satu,” katanya.

Baca juga:  Cricket Bali Berpeluang Persembahkan Emas Pertama

Pada Sabtu (14/3), ada 96 orang dinyatakan positif COVID-19 di Indonesia dengan korban meninggal 5 orang dan jumlah yang sudah sembuh 8 orang. Mereka tersebar di Jakarta, Tangerang, Bandung, Solo, Yogyakarta, Bali, Manado, Pontianak.

“Contoh kasus di Solo seluruh kontaknya pulang ke Magetan di Jawa Timur. Ini kan berarti ada pergerakan dari Jakarta, Solo lalu ke Magetan, ini akan kita ‘tracing’, yang paling penting kita hadapi adalah bagaimana kita masing-masing menahan diri, tidak panik. Kalau tidak perlu jangan dilakukan dalam rangka mencegah penularan,” ungkap Yurianto.

Baca juga:  Libur Idul Fitri, Bandara Ngurah Rai Prediksi Layani 1 Juta Penumpang

Yurianto juga meminta agar masyarakat agar tidak perlu datang ke tempat yang ramai. “Ya kalau tidak perlu ke sana karena kan komunikasi tidak harus tatap muka langsung, dan pertemuan-pertemuan sifatnya massal ditunda,” tambah Yurianto.

Dari jumlah 117 kasus positif tersebut, Yuri pun memperkirakan akan ada 7 orang lagi yang akan sembuh. “Dan akan ada lagi 7 orang yang sudah sekali positif dan tinggal satu kali lagi diperiksa untuk negatif lagi,” ungkap Yurianto.

Baca juga:  Belasan Hotel dan Penginapan Siap Jadi Lokasi Karantina

Sedangkan terkait kondisi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dinyatakan positif COVID-19 dan menjadi kasus ke-76, Yurianto mengatakan masih melakukan ‘contact tracing’. “Sekarang kontaknya kita ‘tracing’, setelah ketemu kita pisahkan apakah positif dengan keluhan atau positif tanpa keluhan kalau tanpa keluhan ‘self isolated’ di rumah kalau dengan keluhan akan direkomendasikan dirawat, tapi kalau negatif akan ‘self-monitoring’,” ungka Yurianto. (kmb/balipost)

BAGIKAN