Juri melakukan penilaian untuk lomba ogoh-ogoh yang digelar Denpasar pada 2020. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Penilaian lomba ogoh-ogoh yang dilakukan Dinas Kebudayaan Denpasar mulai berlangsung, Senin (16/3). Masing-masing kecamatan di Denpasar akan disambangi juri.

Sasaran pertama yang dituju yakni Denpasar Selatan (Densel). Sedikitnya sebanyak 36 ogoh-ogoh akan dinilai pada hari pertama ini. Setelah itu disusul Denpasar Timur, Denpasar Utara dan terakhir di Denpasar Barat.

Kepala Dinas Kebudayaan Denpasar I G.N. Mataram mengungkapkan, penilaian tetap seperti tahun-tahun sebelumnya, yakni bahan harus alami dan ramah lingkungan. Fokus penilaian pada komposisi, bentuk, rancang bangun, proporsi serta warna. Dari sisi kreativitas akan dinilai tema, keunikan, teknologi dan ornamen. Sedangkan dari sisi eskpresi akan dicari karakter dan interpretasi makna simbolik.

Baca juga:  Meski Kecewa, Masyarakat Gianyar Terima Peniadaan Pawai Ogoh-ogoh

Setelah penilaian ini, ogoh-ogoh diserahkan kembali ke desa atau banjar masing-masing untuk mengatur jalannya perayaan Pangerupukan. Sehingga, perayaan Pangerupukan dalam rangka menyambut Nyepi Caka 1942 ini dapat berjalan dengan lancar. “Dinas Kebudayaan Kota Denpasar hanya melakukan penilaian nantinya setelah itu seluruh ogoh-ogoh akan dikembalikan ke desa serangkaian malam Pangerupukan,” jelasnya.

Mataram mengimbau kepada peserta pawai ogoh-ogoh untuk tidak mengkonsumsi minuman keras dan alkohol sebelum atau saat mengarak ogoh-ogoh. Selain itu, pihaknya menekankan agar selesai diarak ogoh-ogoh tidak diletakkan di jalan raya. Pihaknya juga menghimbau dalam pelaksanaan pawai ogoh-ogoh tidak menggunakan sound system serta selalu menjaga ketertiban dan bersama-sama menghormati serangkaian Hari Suci Nyepi. (Asmara Putera/balipost)

Baca juga:  Nyepi Dipastikan Tanpa Ogoh-ogoh di Desa Adat Bebalang
BAGIKAN