GIANYAR, BALIPOST.com – Puri Ubud yang selama ini menjadi barometer kunjungan wisatawan, akhirnya turut serta membatasi kunjungan. Terhitung mulai Selasa (17/3) kunjungan hanya diperbolehkan sampai di ancak saji.
Aktivitas lain seperti pertunjukan tari-tarian yang sebelumnya rutin diselenggarakan setiap malam di ancak saji juga dihentikan mulai Selasa.
Penglingsir Puri Ubud, Tjokorda Gde Putra Artha Astawa Sukawati dikonfirmasi membenarkan pihaknya kini membatasi kunjungan wisatawan ke Puri Ubud. Namun pihaknya menegaskan Puri Ubud tidak ditutup total. “Bukan ditutup total, hanya kunjungan kita batasi, karena selama ini Puri Ubud kaitan dengan international banyak turis in out puri,” katanya dihubungi via telepon.
Tidak hanya kunjungan yang dibatasi, pementasan tari-tarian yang rutin diselenggarakan setiap malam juga dihentikan sementara waktu. Hal ini dilakukan guna menjalankan himbauan pemerintah untuk mengurangi aktifitas yang meilbatkan orang banyak.
Sementara sebelumnya tari-tarian pada ancak saji Puri Ubud selalau ramai disaksikan wisatawan. “Tari-tarian juga kita tiadakan, sesuai himbauan bapak gubernur tidak membuka situasi keramaian, salah satu keramaian di puri adalah tari-tarian, ya kita tutup sementara,” jelas kakak dari Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati ini.
Dikatakan pembatasan kunjungan ke Puri Ubud ini sebagai wujud kewaspadaan terhadap penyebaran COVID-19. “Mungkin kurang lebih 10 hari sampai dua minggu, kita juga melihat perkembangan,” ucap Penglingsir Puri Ubud yang akrab disapa Cok Putra ini. (Manik Astajaya/balipost)