GIANYAR, BALIPOST.com – Pemda Gianyar bersama Jajaran Polres Gianyar, perangkat desa dan karang taruna mengelar rapat kordinasi di Ruang Serba Guna Polres Gianyar pada 18/3). Dalam rapat itu disepakati untuk meniadakan pawai ogoh-ogoh pada perayaan pengrupukan Selasa (24/3) mendatang.
Kesepakatan ini diambil guna memutus penyebaran COVID-19. Karena kesapakatan ini ada seribu lebih ogoh-ogoh di kawasan seni ini yang tidak diarak seperti tahun sebelumnya.
Bupati Gianyar I Made Mahayastra yang memimpin langsung pelaksanaan rapat itu mengatakan rangkaian tawur kesanga tahun ini memang berbeda dari tahun sebelumya. Sebab tahun ini ada masalah krusial yakni merebaknya wabah COVID-19. “Kita ketahui tahun ini ada masalah krusial wabah COVID-19. Jadi saya mohon jangan menganggap remeh,” jelas Bupati Gianyar ditengah rapat.
Menangani COVID-19 yang di tengah rangkaian Tawur Kesanga, Bupati Gianyar pun menjabarkan surat edaran Gubernur Bali terkait penyelanggaraan pawai ogoh-ogoh yang memberikan dua pilihan, yakni antara tidak menyelenggarakan pawai ogoh-ogoh atau menyelengarakan pawai di wilayah banjar adat. “Pilihan nomor satu ditiadakan (pawai ogoh-ogoh, red), nomor dua di wilayah banjar, tetapi ngapain kita tanggung-tanggung lebih baik kita tiadakan saja (pawai ogoh-ogoh, red), dari pada tanggung tidak ada putusnya,” tegas politisi asal Payangan ini.
Bupati Gianyar sendiri sudah meminta petunjuk ke Sulinggih, terkait ogoh-ogoh yang sesungguhnya tidak masuk dalam rangkaian tawur kesanga. Sebab itu peniadaan pawai ogoh-ogoh ditengah kondisi ini dipandang tepat. “Pasti pilihan pertama tepat dilaksanakan, saya juga sudah memohon petunjuk Ratu Pedanda, terkait Ogoh-ogoh itu tidak ada dulu, ogoh-ogoh baru muncul tahun 70-an di Badung, ogoh-ogoh tidak masuk dalam rangkaian upacara tawur kesanga. Tetapi kita tetap menganggap ogoh-ogoh penting, karena sebagai bagian dari seni dan kreativitas,” katanya.
Lantas dikemanakan seribu lebih ogoh-ogoh yang sudah terlanjur dibuat oleh para pemuda di Gianyar? Bupati Mahayastra mengatakan pada saat tawur kesanga di masing-masing desa adat ogoh-ogoh tetap didatangkan dan diupacarai. (Manik Astajaya/balipost)