TABANAN, BALIPOST.com – Angka babi mati di Kabupaten Tabanan terus bertambah. Data dinas pertanian Kabupaten Tabanan, hingga Rabu (18/3) total mencapai 4.804 ekor. Kematian babi di Tabanan masih terjadi di wilayah yang sama seperti di Kecamatan Kediri, Marga, Penebel, Tabanan, dan Selemadeg.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Tabanan, I Wayan Suamba mengatakan, tidak ada kematian di lokasi yang baru, dari pendataan petugas di lapangan kasusnya masih terjadi di wilayah yang sama. Dinas pun hanya bisa terus mengimbau peternak menerapkan biosecurity.
Selain itu untuk membantu peternak menangani bangkai babi agar tidak sampai terjadi dibuang ke sungai begitu saja, bidang Peternakan Dinas Pertanian Tabanan saat ini tengah mengusulkan biaya penguburan pada Pemerintah Provinsi Bali. Jika pengajuan ini disetujui, minimal bisa membantu peternak untuk biaya penguburan bangkai babi.
Sementara untuk bantuan disinfektan yang tengah diusulkan sebanyak 1.200 liter, masih berproses dalam pengajuan anggaran agar bisa masuk ke APBD II. Dimana pemenuhan disinfektan untuk peternak saat ini hanya dari bantuan pihak swasta.
Untuk pembagian bantuan dari swasta tersebut, dilakukan oleh tiga Puskeswan selaku perpanjangan tangan dinas Pertanian. Ada tiga Puskeswan yakni Puskeswan 1 yang berlokasi di Baturiti mewilayahi Kecamatan Baturiti, Penebel dan Marga. Puskeswan 2 yang berlokasi di Sanggulan mewilayahi Kecamatan Kediri, Tabanan dan Kerambitan.
Sementara Puskeswan 3 yang berlokasi di Serampingan, Selemadeg Timur mewilayahi Selemadeg, Selemadeg Timur, Selemadeg Barat, dan Pupuan. Selain bantuan dari pihak swasta, ada juga peternak babi yang memenuhi disinfektan secara swadaya.
Dan untuk ketersediaan babi siap potong, Suamba mengatakan hingga Rabu (18/3), tercatat 5.072 ekor. Jumlah tersebut dikatakan masih mencukupi kebutuhan akan daging babi di Tabanan. “Kebutuhan per hari Tabanan mencapai 2500 sampai 3000 ekor. Untuk hari ini sebanyak 5072 ekor babi siap potong yang tersedia. Jadi masih mencukupi,” ujarnya.(Puspawati/balipost)