DENPASAR, BALIPOST.com – Kebijakan belajar dan bekerja di Rumah diberlakukan sejak Senin (16/3) di Bali. Seluruh siswa dan mahasiswa diminta melakukan pembelajaran di rumah (home learning), begitu juga perusahaan dan pelayanan publik meminta karyawannya bekerja dari rumah untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Namun, di tengah upaya pemutusan mata rantai COVID-19 ini, masih banyak orang yang masuk ke Bali. Dari data yang dipaparkan Satgas Penanggulangan COVID-19, jumlahnya mencapai 35.967 orang, baik lewat Bandara maupun pelabuhan.
Dikatakan Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19, Dewa Made Indra, Rabu (18/3), lalu lintas orang, terutama orang asing yang masuk ke Bali menjadi perhatian penuh. Utamanya dalam mengetahui potensi dan risiko yang akan dihadapi Bali.
Mengingat, wabah virus corona atau COVID-19 berasal dari luar negeri. Satgas menghimpun informasi lalu lintas orang tersebut dari Kantor Imigrasi dan Bandara Ngurah Rai.
“Untuk periode tanggal 17-18 Maret, jumlah orang masuk ke Bali dari Bandara Ngurah Rai khususnya dari terminal internasional itu jumlahnya 16.182 orang,” ujarnga.
Dewa Indra menambahkan, dari terminal domestik ada sebanyak 15.402 orang yang masuk ke Bali. Kemudian yang masuk dari Pelabuhan Gilimanuk sebanyak 646 orang, dari Pelabuhan Benoa 3.529 orang dan dari Pelabuhan Padangbai 208 orang.
“Artinya inilah yang harus kita filter dengan baik, terutama pemeriksaan kesehatannya dan kemudian kita ikuti perkembangannya ketika berada di Bali,” jelasnya.
Menurut Dewa Indra, Pemprov Bali serius melakukan upaya-upaya pencegahan dan penanganan terhadap COVID-19. Salah satunya, Gubernur telah menugaskan Satgas untuk melakukan tugas-tugas operasional.
Pihaknya berharap masyarakat tetap tenang dan tidak panik karena mengetahui pemerintah telah bekerja dengan sungguh-sungguh pada jalur-jalur yang benar dalam rangka pengendalian COVID-19. (Rindra Devita/balipost)