SEMARAPURA, BALIPOST.com – Ragam kebijakan sudah dikeluarkan untuk tanggap Covid-19. Selain penyemprotan disinfektan dan screening, social distancing menjadi opsi pilihan dengan mengurangi aktivitas di luar rumah dan interaksi dengan orang lain. Tetapi sejak kebijakan itu disosialisasikan, masih banyak warga menganggap remeh. Karenanya, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta memperingatkan warga agar benar-benar mengikuti imbauan tersebut sampai situasi kembali normal.
Sosialisasi untuk menghindari kerumunan harus terus disampaikan. Tempat-tempat rekreasi seperti Monumen Puputan Klungkung dan Lapangan Puputan Klungkung sudah dijaga petugas Satpol PP untuk mencegah adanya kerumunan. Banyak tempat rekreasi sudah sepi. Artinya, secara umum masyarakat sudah mengerti apa itu social distancing, tetapi ada juga yang masih menganggap remeh.
“Contoh kecil, masih ada guru menengok anak didiknya di rumah. Ini belum berarti belum mengerti social distancing. Langsung saya larang,” tegas Bupati Suwirta, Kamis (19/3). Menurutnya, arahan pemerintah jangan dianggap remeh. Social distancing diberlakukan karena sulit diketahui virusnya bagaimana, yang membawa siapa dan yang sudah tertular siapa.
Untuk mengedukasi warga, dia minta ASN dari semua OPD menjadi contoh. “Jangan sampai masyarakat lambat memproteksi diri. Makanya perlu jaga jarak, hindari kerumunan, baik yang belajar di rumah maupun yang bekerja di rumah,” jelasnya.
Berkaitan dengan dampak social distancing, Bupati Suwirta juga meluruskan isu penutupan pelabuhan rakyat. Dia menegaskan, sejauh ini tidak ada rencana melakukan penutupan pelabuhan karena bisa berdampak buruk terhadap proses distribusi kebutuhan pokok ke Nusa Penida, terlebih menjelang Nyepi. Pihaknya juga tidak ada kebijakan menutup Pasar Umum Galiran. Demikian juga objek wisata, dipastikan tidak ada kebijakan penutupan.(Bagiarta/balipost)