Petugas dari Keswan Kesmavet Jembrana memantau pemotongan babi menjelang hari raya Galungan lalu. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Selama kurun sebulan terakhir, tercatat ratusan ekor babi mati di Kabupaten Jembrana. Data ini merupakan laporan dari masyarakat yang menyampaikan ke petugas kesehatan hewan yang tersebar di lima kecamatan. Belum diketahui pasti penyebab kematian ternak milik warga itu.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Widarsa seizin Kadis Pertanian dan Pangan I Wayan Sutama, Kamis (19/3), mengatakan berdasarkan laporan total 208 ekor babi yang mati sejak 11 Februari hingga 18 Maret.

Baca juga:  Waspadai Penyakit Babi Mewabah, Bupati Bangli Keluarkan SE

Petugas sulit melakukan pemeriksaan karena saat dilaporkan bangkai babi sudah dikubur oleh peternak. Beberapa ekor babi yang sempat didiagnosa petugas gejalanya mengarah terjangkit ASF. Namun, untuk memastikan itu, harus ada pengecekan lab yang pasti. Sebagian besar babi yang mati merupakan ternak warga di rumahan, bukan di peternakan yang menerapkan prosedur biosecurity.

Menurutnya, dinas masih melakukan pemantauan dan sosialisasi edukasi kepada masyarakat terkait ASF. Untuk menjaga kesehatan babi dan terbebas dari ASF kuncinya adalah kebersihan kandang dan rutin melakukan biosecurity. (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  Digagalkan, Penyelundupan Orang Hindari Pemeriksaan COVID-19 di Gilimanuk
BAGIKAN