SEMARAPURA, BALIPOST.com – Isu adanya panic buying di tengah merebaknya Covid-19 membuat TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) terjun ke Pasar Umum Galiran, Kamis (19/3). Petugas mendapati pasar sepi, namun harga sembako mulai naik.
TPID dipimpin Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Sekda Klungkung Luh Ketut Ari Citrawati didampingi Kabag Perekonomian dan SDA Setda Klungkung I Nyoman Susanta, Kasubag Perekonomian Tjok. I.A. Wiradnyani, Kasi Pembinaan Usaha Perdagangan I Gusti Ayu Sri Wahyuni serta unsur Polres Klungkung.
Hasil tinjuan TPID, transaksi mengalami penurunan. Banyak pedagang mengeluhkan situasi sepi, karena biasanya menjelang hari raya Nyepi permintaan sembako cukup ramai. “Secara umum harga bahan pangan di tingkat eceran terpantau stabil dibandingkan minggu sebelumnya. Tetapi ada beberapa komoditas yang cenderung mengalami kenaikan harga,” kata Citrawati.
Cabai rawit merah yang pada 16 Maret harganya Rp 42.000/kg, sejak Kamis (19/3) meningkat Rp 5.000 menjadi Rp 47.000/kg. Kondisi ini karena terbatasnya pasokan, baik dari luar pulau maupun produksi lokal. Harga gula pasir ditingkat pengecer juga masih tinggi, yakni Rp 18.000 /kg. Kondisi ini terjadi sejak Februari lalu karena pasokan terbatas.
Harga buah-buahan terutama buah impor juga terpantau mengalami kenaikan harga Rp 2.000 hingga 5.000/kg. Beruntung buah lokal masih tersedia cukup banyak di pasaran. Harga buah lokal masih stabil dibandingkan buah impor.
Hasil pemantauan di beberapa toko, Citrawati menyimpulkan stok bahan pangan terutama beras, gula pasir dan minyak goreng mencukupi kebutuhan selama dua bulan ke depan. Stok beras yang dimiliki antara 10 dan 30 ton. Sementara stok beras di Kantor Gudang Bulog Banjarangkan sebanyak 33,5 ton dengan harga Rp 8.100/kg. (Bagiarta/balipost)