Suasana di Pantai Pandawa yang sepi pengunjung pascawabah COVID-19. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – COVID-19 yang kini telah menjadi pandemi dunia berdampak luar biasa bagi sektor pariwisata Bali. Dibandingkan bom Bali, implikasi yang ditimbulkan COVID-19 bagi industri pariwisata jauh lebih parah.

Bila dibandingkan Maret 2019, kunjungan wisatawan kini turun drastis hingga 74 persen dari rata-rata 16 ribu menjadi hanya sekitar 4.200. Sementara tingkat hunian hotel yang biasanya 65-70 persen di bulan Maret, kini drop menjadi hanya 20 persen.

Baca juga:  BPKP Tak Dapat Hitung Kerugian, Kejari SP3 Kasus KPPE

“Ini sangat parah saat ini dan kita pun juga tidak tahu kapan akan berakhir,” ujar Ketua PHRI Badung, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya di Jayasabha, Denpasar, Kamis (19/3).

Rai berharap, kondisi ini tidak berlangsung lebih dari tiga bulan karena dapat memicu terjadinya gelombang PHK. Mengingat sekarang, sebagian pengusaha hotel sudah mau merumahkan karyawannya dan sebagian lagi mengatur 15 hari kerja, 15 hari libur.

Baca juga:  PPKM Diperpanjang Lagi, Ada Ketentuan Disesuaikan untuk Zona Merah

Terlebih dari pandangannya, Pemprov Bali sangat serius menangani penyebaran COVID-19 bersama stakeholder yang ada. “Kita memang harus saling support, mudah-mudahan tidak melebar terus. Kita imbau, baik karyawan, pengusaha dan masyarakat semua membiasakan diri hidup bersih dan mengikuti arahan pemerintah pusat, pemerintah daerah untuk social distancing,” imbuhnya.

Menurut Rai, PHK merupakan opsi terakhir. Namun demikian, para pengusaha diharapkan jangan sampai melakukan PHK. (Rindra Devita/balipost)

Baca juga:  Bertambah Belasan Ribu Orang, Kumulatif Kasus COVID-19 Nasional Tembus 4 Juta
BAGIKAN