DENPASAR, BALIPOST.com – Bali kembali kehilangan seniman berskala internasional. I Wayan Sinti, seniman tabuh asal Banjar Dauh Kukuh, Pohgading, Ubung Kaja, Denpasar, berpulang Jumat (20/3), pukul 03.30 Wita. Penulis buku ‘’Gambang’’, cikal bakal karawitan Bali ini, meninggal pada usia 79 tahun.
Anak sulung almarhum, Gede Agus Santiago, menyampaikan ayahnya dirawat di RSUP Sanglah sejak Kamis lalu karena mengalami gangguan paru-paru dan jantung. ‘’Sakit komplikasi. Penyakit utamanya gangguan paru-paru,’’ ujar Agus. Dikatakan, atas beberapa pertimbangan, pihak keluarga memutuskan prosesi pengabenan akan berlangsung 2 April mendatang di Krematorium Santayana, Peguyangan Kangin, Denpasar.
Agus mengatakan tak ada pesan khusus yang diungkapkan sang ayah sebelum meninggal. Namun, sang ayah kerap mengingatkan kepada anak-anaknya agar dapat meneruskan perjuangannya, agar gamelan Bali tetap lestari. Agus mengatakan, almarhum fanatik terhadap gamelan Bali. Itu dituangkan dalam sejumlah karya, di antaranya instrumen Bapang atau Bali-Jepang, kolaborasi gamelan Bali dengan musik tradisional Jepang.
‘’Karya terakhir beliau, Gamelan Siwa Nada, Tabuh Windu Sara, dan Tabuh Bapang. Karya lainnya ada Tabuh Pat Lokarya, tari Adnyawasri dan Tabuh We Love Mayura,’’ ungkapnya. Kata Agus, almarhum sempat ke Kanada untuk mengajar menabuh. Almarhum meninggalkan lima anak dan sepuluh orang cucu. (kmb/balipost)