Ilustrasi. (BP/Suarsana)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kendala di Bali untuk penanganan kasus Corona (COVID-19) masih terkait logistik medik. Mengingat semua produksi alat medis ini berasal dari luar Bali, yakni Jawa.

Sementara dengan ditetapkannya wabah Corona sebagai bencana nasional tentu tidak hanya Bali saja yang membutuhkan alat medis ini. Seperti dikatakan ketua ARSSI asosiasi RS Swasta Indonesia, Dr. Ida Bagus Gede Fajar Manuaba.

Ia mengatakan dalam penanganan pasien, tenaga medis melakukan perlindungan diri. Salah satunya tentu dengan alat perlindungan diri (APD).

Baca juga:  Soal PSBB, Ini Permintaan Presiden Jokowi

Saat ini, diakuinya di Bali sudah kesulitan untuk mendapatkan APD. Selain perlengkapan APD, masker juga sudah menghilang di pasaran. “Kita rata-rata masih inden (masker, red),” ujarnya, Sabtu (21/3).

Kendala lain yang dihadapai, pada 25 Maret akan ada perayaan Nyepi. Sehingga, pihak pedagang besar (PB) Farmasi sudah mulai tidak mengirimkan barang dari 24 Maret sampai 26 Maret dan baru bisa beroperasi pada 27. Sehingga, ketersediaan alat medis ini, sangat diperlukan selama tiga hari itu.

Baca juga:  IDI Ungkap Alasan Keengganan Dokter Bekerja di Wilayah Pedesaan dan Terpencil

Pada Kamis (27/3) baru bisa menerima pesanan yang diinden sebelumnya. “Semua alat-alat yang terkait dengan Corona, baik itu alkohol, masker, dan APD menjadi kebutuhan saat itu,” terangnya.

Untuk itu, pihaknya berharap agar pihak terkait termasuk Gubernur Bali, segera menangani masalah logistik alat medis ini. Karena pada 24 hingga 26 tidak ada suplai. “Satu-satunya keputusan Gubernur harus cepat di tanggal 23 ini agar sudah terpenuhi kebutuhan alat medis tersebut,” tambahnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

Baca juga:  Dua Dokter di Cina Dihukum 15 Bulan
BAGIKAN