SEMARAPURA, BALIPOST.com – Desa Adat Gelgel, Kecamatan Klungkung langsung mengumpulkan seluruh STT, setelah adanya instruksi Gubernur Bali tentang pelarangan untuk mengarak ogoh-ogoh. Meski mengaku kecewa, tetapi seluruh pihak di kalangan pemuda menerima keputusan itu.
Agar mereka tidak kecewa, Desa Gelgel berencana menggelar pawai ogoh-ogoh, setelah COVID-19 teratasi. Bendesa Adat Gelgel Putu Gde Arimbawa, Sabtu (21/3) mengatakan agenda pawai akan disingkronisasikan dengan piodalan di Desa Adat Gelgel.
Ini agar kreativitas seni para pemuda di Desa Gelgel dapat tersalurkan, agar ogoh-ogoh yang sudah dibuat dengan biaya besar dapat diarak. “Kami maklumi ogoh-ogoh itu dibuat dengan susah payah. Biayanya juga tinggi. Sehingga, akan kami buatkan momen untuk mengaraknya. Tetapi, bukan sekarang. Nanti setelah aman,” katanya.
Ini akan dihubungkan dengan rangkaian kegiatan upacara yang ada di Desa Gelgel, baik itu ngusaba maupun kegiatan upacara lainnya. Opsi ini cukup diterima kalangan pemuda setempat.
Sehingga sedikit mengurangi kekecewaan mereka. Nanti setelah situasi sudah kondusif, penanggungjawab masing-masing ogoh-ogoh akan dikumpulkan lagi untuk membicarakan teknisnya.
Pihaknya harus mengakomodasi aspirasi STT, karena ogoh-ogoh sudah terlanjur dibikin. Total ada sebanyak 20 STT se-Desa Adat Gelgel yang sudah membuat ogoh-ogoh.
Bahkan, ogoh-ogoh yang sudah dibuat sudah lebih dari 20 unit. Karena ada satu STT bisa bikin lebih dari satu. Bahkan, STT di Banjar Siku, sudah membuat tiga ogoh-ogoh sekaligus, karena dari kelompok wanitanya juga khusus bikin satu ogoh-ogoh. (Bagiarta/balipost)