ROMA, BALIPOST.com – Italia pada Sabtu (21/3) menutup semua pabrik yang tidak penting setelah memecahkan rekor kematian akibat corona virus (COVID-19). Italia melaporkan kematian menjadi 4.825 kasus. Keputusan ini diumumkan Perdana Menteri Italia, Guiseppe Conte, dikutip dari AFP.
“Keputusan yang diambil oleh pemerintah adalah untuk menutup semua kegiatan produktif di seluruh wilayah yang tidak sepenuhnya diperlukan,” Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan dalam pidato TV larut malam yang dramatis.
Pemimpin Italia berusia 55 tahun itu menekankan bahwa toko bahan pangan dan apotek akan tetap terbuka. “Kami akan memperlambat mesin produksi, tetapi kami tidak akan menghentikannya,” kata Conte.
Italia telah mencatatkan perkembangan kasus COVID-19 yang cepat, yang tampaknya tak terbayangkan ketika seorang pensiunan di Italia menjadi orang pertama di Eropa yang meninggal karena penyakit itu, persis sebulan yang lalu.
Negara Mediterania yang berpenduduk 60 juta orang itu pada Kamis (19/3) mengambil alih posisi China sebagai pusat global COVID-19. Negara ini kemudian mencatat 1.420 kematian pada Jumat dan Sabtu yang totalnya lebih tinggi dari yang dilaporkan oleh Cina dan Iran yang berada di posisi ketiga.
Para ahli medis mempertanyakan transparansi Iran dan berspekulasi bahwa jumlah korbannya mungkin lebih tinggi.
Kepala Institut Kesehatan Nasional (ISS) Silvio Brusaferro mendesak para lansia untuk tetap berada di rumah setiap saat karena usia rata-rata korban Italia adalah 78,5. “Jika Anda tidak mengikuti semua langkah (pemerintah), Anda membuat semuanya lebih sulit,” kata pakar medis top Italia.
“Jika kamu melakukannya, kita bisa membuat wabah ini melambat.”
Situasi Makin Memburuk
Pasukan polisi di Roma sedang memeriksa dokumen dan mendenda mereka yang berada di luar tanpa alasan yang sah. Mereka yang berbelanja terpaksa menunggu dalam antrean di pintu masuk untuk memastikan toko dipenuhi hanya dengan segelintir orang pada suatu waktu.
Mereka yang sedang jogging diminta untuk membatasi lari mereka. Dan mereka yang keluar untuk jalan-jalan didenda jika mereka melanggar aturan atau berhenti untuk mengambil gambar pemandangan bersejarah kota tanpa orang.
Jumlah infeksi COVID-19 meningkat pada Sabtu sebesar 6.557 menjadi 53.578 kasus. Ini adalah rekor lain yang mengalahkan rekor Italia hanya sehari sebelumnya.
Jumlah total kematian di wilayah Lombardy utara sekitar Milan melebihi 3.000 kasus. Lombardy telah dikunci sejak 8 Maret dan pemerintah berharap untuk melihat hasilnya.
Wilayah sekitar 10 juta penduduk itu melaporkan 3.251 infeksi baru pada Sabtu. Sebelumnya pada Jumat dilaporkan ada penambahan kasus positif sebanyak 2.380.
“Situasinya semakin buruk,” kata Gubernur Lombardy, Attilio Fontana dikutip Sky Italia TG24.
Media Italia mengatakan Fontana merencanakan gelombang baru penutupan dan pembatasan mulai Minggu (22/3) yang mencakup larangan jogging dan kegiatan di luar ruangan lainnya. (Diah Dewi/balipost)