WASHINGTON, BALIPOST.com – Senat dan Gedung Putih menyepakati paket stimulus sebesar 2 triliun dolar. Stimulus ini akan digunakan untuk membantu perekonomian dan jutaan warga AS yang terdampak COVID-19. Demikian diungkapkan anggota Senat, Mitch McConnel, Rabu (25/3) waktu setempat, dikutip dari AFP.
“Paling tidak kita memiliki kesepakatan,” kata McConnel.
Pembahasan stimulus ini berlangsung selama 5 hari dengan negosiasi yang berlangsung tegang. “Kami memiliki kesepakatan bipartit dalam sebuah paket kebijakan yang terbesar sepanjang sejarah AS,” kata Senator dari Partai Demokrat, Chuck Schumer.
“Banyak orang dikeluarkan dari pekerjaan meskipun mereka tidak melakukan kesalahan. Mereka tidak tahu apa masa depannya, bagaimana mereka akan membayar tagihan-tagihan,” tambah Schumer.
Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat masih harus mengesahkan kebijakan itu sebelum mengirimkannya ke Presiden Donald Trump untuk ditandatangani.
McConnel mengatakan Senat akan melakukan voting terhadap kebijakan itu pada Rabu.
Secara kasarnya, kesepakatan itu akan memberikan 2 triliun dolar untuk fasilitas kesehatan, bisnis, dan warga negara AS yang terdampak COVID-19.
Stimulus berupa uang tunai akan diberikan bagi warga yang paling terdampak krisis ini, menyediakan hibah bagi usaha kecil dan ratusan miliar dolar pinjaman untuk perusahaan besar, termasuk maskapai penerbangan, dan meningkatkan insentif bagi pengangguran.
Paket ini juga akan menanamkan dana sebesar 130 miliar dolar untuk “Marshall Plan for hospitals” dan infrastruktur layanan kesehatan, yang mengambil referensi dari program besar yang diberikan AS untuk membangun kembali Eropa setelah Perang Dunia II.
Dengan tingginya kecepatan penyebaran COVID-19, rumah sakit sangat memerlukan peralatan medis, seperti alat perlindungan diri (APD), tempat tidur intensif, dan ventilator. (Diah Dewi/balipost)