YOGYAKARTA, BALIPOST.com – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi menyatakan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jumat (27/3) meletus dengan tinggi kolom asap mencapai 5.000 meter dari puncak.
Dikutip dari Antara, erupsi yang terekam di seismogram pada pukul 10:46 WIB memiliki durasi 7 menit dengan amplitudo 75 mm. “Teramati tinggi kolom erupsi ± 5.000 meter dari puncak,” sebut BPPTKG.
Hingga saat ini, BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. Akibat erupsinya Merapi, hujan abu mengguyur sebagian wilayah Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.
Petugas Pengamatan Gunung Merapi Pos Babadan, Yulianto di Magelang, Jumat mengatakan Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga cokelat dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 75 mm dan durasi sekitar 7 menit.
Yulianto mengatakan beberapa daerah yang melaporkan telah terjadi hujan abu antara lain Mangunsuko, Banyubiru, dan Keningar.
Ia menyampaikan saat ini Gunung Merapi pada tingkat aktivitas level II (waspada). Ia menyampaikan potensi ancaman bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif.
Area dalam radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia. Masyarakat agar mengantisipasi bahaya abu vulkanik dari kejadian awan panas maupun letusan eksplosif.
Kepala Desa Dukun, Kecamatan Dukun, Tanto Heryanto mengatakan, hujan abu disertai pasir terjadi di Desa Dukun sekitar pukul 11.02 WIB. Tanto menyebutkan hujan abu juga terjadi di Desa Sumber, Krinjing, Keningar dan Ngargomulyo. (kmb/balipost)