Suasana di RSUD Klungkung. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Penanganan COVID-19 membutuhkan alat pelindung diri (APD) yang cukup banyak. Saat ini, stok APD di RSUD Klungkung sudah menipis.

Pihak RSUD pun harus segera melakukan revisi anggaran, untuk mengantisipasi kurangnya APD. Direktur RSUD Klungkung dr. Nyoman Kesuma, Jumat (27/3), mengatakan saat ini ketersediaan APD sheet lengkap hanya ada 23 sheet.

Satu sheet APD terdiri dari tutup kepala, baju all-cover, kaca mata Google, masker N95 dan sepatu boots. Sedangkan APD yang terpisah-pisah seperti baju all-cover sebanyak 210 unit, kaca mata Google 11 unit, masker N95 sebanyak 203 unit dan sepatu boots sebanyak 83 pasang. “Kami masih kekurangan cukup banyak untuk kaca mata Google dan sepatu boots,” ujarnya.

Baca juga:  Antisipasi Lonjakan Kasus COVID-19, Petugas Gabungan Intensifkan Patroli Prokes

Untuk mengatasi kekurangan ini, pihaknya sudah melakukan revisi anggaran pada RSUD Klungkung untuk pengadaan APD. Sebagai BLUD, RSUD Klungkung bisa melakukan revisi anggaran sewaktu-waktu. “Hasil revisinya sudah ditunggu. Senin sudah harus masuk ke Bapelitbang,” kata dr. Kesuma.

Pengadaan APD menyedot anggaran cukup besar. Satu sheet APD itu bisa seharga Rp 2 juta. Sementara dalam sehari butuh sekitar 15 sheet. Jadi, selama sebulan kebutuhannya bisa mencapai 450 sheet APD.

Baca juga:  Dewan Ingatkan Bupati Sampaikan LKPJ

Untuk kekurangan APD sheet lengkap, total menghabiskan anggaran sekitar Rp 900 juta. APD ini khusus digunakan untuk pasien baik yang PDP maupun yang terkonfirmasi positif Covid-19. Setelah terpakai maka harus langsung dihancurkan.

Saat ini sesuai dengan revisi aturan pusat soal penanganan COVID-19, jumlah orang dalam pengawasan (ODP) sesuai kriteria baru menjadi 7 orang. Sedangkan, jumlah orang tanpa gejala (OTG) sudah mencapai 148 orang. Sementara untuk pasien dalam pengawasan (PDP) akan langsung dirujuk ke RSUP Sanglah.

Baca juga:  Mandia Mundur dari PDIP 

“OTG itu orang yang sempat kontak dengan pasien positif, tetapi tidak menunjukkan gejala. Atau orang dari daerah terjangkit, tetapi tidak menunjukkan gejala. Ini dilihat dari riwayatnya dan dinyatakan tetap sehat,” katanya. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN