Ilustrasi. (BP/dok)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Fokus masyarakat kini tengah pada pencegahan penyebaran COVID-19. Namun, disisi lain ada penyakit lain yang tak kalah bahaya juga sedang merebak, yakni demam berdarah (DB).

Bahkan, sudah ada satu pasien yang harus meninggal setelah berulangkali menderita panas tinggi.

Kepala Dinas Kesehatan Klungkung dr. Ni Made Adi Suapatni, Sabtu (28/3) siang membenarkan telah meninggal seorang anak berjenis kelamin perempuan berumur 12 tahun. Dia diketahui bernisial Ni Luh NP siswa kelas V SD asal Sampalan Tengah. Pasien positif DB ini dikatakan sudah mengalami panas tinggi sejak 23 Maret lalu.

Baca juga:  Diduga Terpeleset Saat Main Layangan, Bocah Lima Tahun Ditemukan Mengambang di Tukad Mati

Awalnya, dia berobat ke bidan. Tetapi panasnya tak kunjung turun.

Keluarganya lantas dikatakan memeriksakannya ke Puskesmas sehari berikutnya pada 24 Maret. Di sana dia mendapat obat penurun panas.

Tetapi, panasnya juga tak kunjung turun selama perayaan Nyepi hingga 26 Maret. Sehingga pihak keluarganya semakin khawatir.

Pasien ini langsung dirujuk ke RSUD Klungkung pada 27 Maret lalu, dalam keadaan sudah lemas. Ia langsung mendapat penanganan cek lab.

Baca juga:  Dandim 1619/Tabanan Bagikan Masker ke Masyarakat

Hasilnya cek lab menunjukkan bahwa pasien ini terdiagnosa sudah positif terserang penyakit DB. “Setelah penanganan di RSUD Klungkung, dia lantas dirujuk ke RSUP Sanglah sore sekitar pukul 17.00 wita. Karena kondisi kesehatannya terus menurun. Tapi tadi kami menerima informasi bahwa pasien sudah meninggal,” tegasnya.

Setelah peristiwa ini, upaya-upaya pencegahan sebagaimana SOP penanganan DB akan segera dilakukan pada lingkungan sekitar tempat tinggal korban, seperti fogging. Langkah pencegahan ini harus segera dilakukan, sebelum DB ini semakin memakan korban lebih banyak di lingkungan sekitar.

Baca juga:  Gubernur Koster Terus Motivasi Masyarakat Ikut Vaksinasi

Ia juga meminta warga sekitar meningkatkan upaya-upaya menjaga kebersihan lingkungan. Demikian juga kepada warga lainnya, khususnya yang tinggal di sekitar pemukiman padat penduduk.

Meski dalam situasi siaga Covid-19, penyakit lokal seperti DB juga tidak boleh dianggap remeh. Dia berharap kian terbangun kesadaran warga untuk bersama-sama menjaga kebersihan dan memutus perkembangan nyamuk penyebarnya.

Sehingga lingkungan dan menjadi bersih. Keselamatan diri sendiri dan anggota keluarga pun dapat terwujud. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN