AMLAPURA, BALIPOST.com – Pelaksanaan Tawur Tabuh Gentuh dan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) di Pura Agung Besakih dipersingkat. Sebelumnya, nyejer (pelaksanaan) akan berlangsung 21 hari, dipersingkat menjadi 7 hari.
Keputusan itu disepakati, setelah panitia dan tokoh Desa Adat Besakih melaksanakan paruman bersama dengan PHDI Provinsi Bali, Sabtu (28/3). Ketua panitia karya IBTK, Jro Mangku Widiartha, Minggu (29/3) mengungkapkan berdasarkan keputusan paruman dengan PHDI, pelaksanaan Tawur Tabuh Gentuh dan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh (IBTK) di Pura Agung Besakih dipersingkat.
“Awalnya karya akan nyejer selama 21 hari terhitung dari puncak karya pada 7 April sampai dengan 28 April mendatang. Tapi, hasil keputusan PHDI, kini karya nyejer di perpendek menjadi 7 hari terhitung dari puncak karya 7 April sampai dengan 14 April,” ucapnya.
Jadwalnya, pada 4 April (Nuur tirta, nedunang Ida Bhatara), 5 April (Melasti Ngubeng ke Tegal Suci), 6 April (Mepepade Memben), 7 April (puncak karya Ida Bhatara Turun Kabeh), 8 sampai 14 April (penganyar dan penglemek dan penyineb).
Widiartha mengatakan, selama karya berlangsung dari awal sampai masineb, semuanya dijalankan oleh krama Desa Adat Besakih. Tanpa melibatkan krama dari luar dari Desa Besakih. “Segala pelaksanaan upacara dilakukan selama berlangsungnya karya dijalankan oleh krama Besakih saja,” katanya.
Menurut Widiartha, selain mempersingkat pelaksanaan karya, untuk melasti yang rencananya dilaksanakan pada 5 April ke Tegal Suci yang ada di Desa Adat Tegenan, Menanga ditiadakan. Dan pada 4 April, Lingga Ida Bhatara melinggih di pesamuan.
“Karena melasti ngubeng, maka kita akan nunas tirta di tempat melasti yakni ke Tegal Suci. Sementara untuk pelaksanaan upacaranya tetap berjalan seperti biasa. Hanya Lingga Ida Bhatara tidak dipundut ke Tegal Suci karena dilakukan secara ngubeng,” jelas Widiartha.
Dia menjelaskan, menindaklanjuti himbauan dari pemerintah, bagi umat yang hendak melakukan persembahyangan ke Pura Agung Besakih, agar membatasi diri maksimal 25 orang. Mengacu pada social distancing, agar umat mengatur jarak terutama saat hendak melakukan pemuspaan.
Sebelum memasuki utama mandala, pemedek diminta untuk membersihkan tangan dengan cairan hand sanitizer pada tempat yang sudah disediakan.
Sejumlah ritual sudah digelar terkait IBTK ini, yakni upacara ngaturang pemiyut, negtegang, ngungghang sunari dan pengrajeg lan pengemit karya pada Selasa 17 Maret, dilanjutkan pada 21 Maret (mapiuning maider), 23 Maret (Mepepada lan bumi sudha, memben), 24 Maret (Tawur tabuh gentuh), 27 Maret (Panglemek tawur tabuh gentuh). (Eka Parananda/balipost)