Ilustrasi sulinggih membunyikan genta. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com
Semua kalangan terus bergerak melakukan upaya pencegahan penyebaran wabah Covid-19. Tak cukup dengan cara formal, sesuai kepercayaan umat Hindu, upaya juga dilakukan lewat cara-cara niskala.

PHDI Klungkung berinisiatif untuk mengajak para pinandita menyuarakan genta secara serentak, pada Senin (30/3) sore, tepat pukul 18.30 WITA. Ketua PHDI Klungkung, Putu Suarta, Minggu (29/3) mengatakan upaya ini dilakukan untuk memberikan vibrasi positif bagi alam agar wabah ini segera musnah.

Baca juga:  Hari Ini Pasar Seni Kuta Dibongkar, Diawali Prosesi "Nyapuh"

Setiap pinandita yang turut serta diminta menghaturkan minimal pejati di mrajan masing-masing. Demikian kepada masyarakat umum lainnya. “Kita berdoa kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, agar kita semua diberikan perlindungan,” tegasnya.

Dengan upaya ini, diharapkan semua menjadi hening dan damai. PHDI Klungkung yakin upaya ini akan memberi manfaat bagi alam.

Doa yang tulus dari seluruh umat akan mampu melahirkan vibrasi positif. Terlebih bila dilakukan secara serentak, ini akan mampu memberikan dampak yang lebih besar bagi kelangsungan hidup manusia dan alam sekitar.

Baca juga:  PHDI Bali dan PSN Bali Gelar Pendidikan Brahma Widya Angkatan II

Suarta menegaskan, sejauh ini baru Klungkung yang menginisiasi ide ini. Para pinandita pun, kata dia, memberikan respons positif.

Total ada ribuan pinandita yang tergabung dalam ragam paiketan. Ada Paiketan PSN (Pandita Sanggraha Nusantara) maupun paiketan pinandita dari masing-masing klan atau soroh. “Semoga inisiasi ini juga bisa diikuti pinandita daerah lain. Kita berdoa sama-sama agar semuanya menerima manfaat, dijauhkan dari segala hal-hal negatif,” katanya.

Baca juga:  Lanjutan "Nyejer Pejati," Upacara Ini akan Digelar di Besakih hingga Rumah Tangga

Menurutnya, sejumlah peristiwa alam yang terjadi akhir-akhir ini memberi petunjuk agar umat segera meresponsnya dengan melakukan berbagai kegiatan positif. Agenda menyuarakan genta serentak ini, juga merespons tanda-tanda alam itu, seperti peristiwa sambaran petir yang menerjang salah satu gelung candi di Pura Agung Besakih maupun serangkaian gempa yang sempat mengguncang sejumlah daerah. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN