DENPASAR, BALIPOST.com – Penyakit COVID-19 menjadi momok yang menakutkan. Bahkan, di beberapa daerah penderita COVID-19 yang melakukan isolasi diri justru dikucilkan. Kondisi ini menjadi sorotan Juru Bicara Pemerintah dalam Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, Minggu (29/3) dalam konferensi persnya terkait perkembangan penanganan COVID-19.
Ia mengajak seluruh masyarakat melindungi yang sakit. “Mari lindungi yang sakit. Jangan distigmatisasi. Jangan dikucilkan,” tegasnya.
Diutarakannya, justru mereka yang positif ini harus dibantu saat melakukan isolasi diri di rumah. Sebab, ia menekankan perawatan di RS akan selektif dilakukan untuk yang betul-betul sakit, termasuk kelompok yang paling rentan dan memiliki riwayat penyakit lain sebelumnya.
Ia pun mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama melakukan upaya pencegahan COVID-19 dengan menjaga jarak paling sedikit 1 meter. “Jangan berkumpul dengan jumlah yang lebih banyak. Hindari kerumunan orang. Kita harus menyelamatkan diri kita dan keluarga kita yang menunggu di rumah,” sebutnya.
Ia juga meminta agar semua orang mematuhi disiplin pada saat batuk, pilek, gunakan masker atau paling tidak gunakan sapu tangan pada saat batuk. “Tetap berada di rumah, bisa bekerja di rumah, tetap berada di rumah, bisa belajar di rumah dan beribadah di rumah,” ajaknya.
Diungkapkan, sudah 6.500 spesimen yang dites. Dari keseluruhan spesimen itu, pasien positif COVID-19 bertambah 130 kasus dalam 24 jam terakhir. Secara akumulatif, kasus positif mencapai 1.285 kasus.
Yurianto mengatakan terdapat penambahan pasien sembuh sebanyak 5 orang. “Total pasien sembuh sebanyak 64 orang,” katanya.
Sementara itu, untuk yang meninggal bertambah 12 orang. Total kematian akibat COVID-19 menjadi 114 orang. (Pramana Wijaya/balipost)