MANGUPURA, BALIPOST.com – Puluhan santri dari 158 orang yang tiba pada Minggu (29/3) malam di Central Parkir Kuta, merupakan warga yang tinggal di Kuta dan Kuta Selatan (Kutsel). Seiring meningkatnya penyebaran COVID-19, terutama di Jawa, timbul kekhawatiran di kalangan masyarakat dengan pulangnya seratusan santri ini.
Namun, menurut Camat Kuta Selatan, I Ketut Gede Artha, dikonfirmasi Senin (30/3), pihaknya berupaya untuk terus melakukan pemantauan. Tim surveilans, lanjutnya, memastikan kondisi kesehatan mereka meskipun sudah dilengkapi surat keterangan sehat.
Di wilayah Kuta Selatan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Badung. Memang diakuinya, santri tersebut beberapa ada yang tinggal di Kuta Selatan.
Untuk mengetahui lokasi tempat tinggal mereka, pihaknya sudah meminta data dari para santri ini yang nantinya akan diinfokan ke masing-masing Satgas COVID-19 di kelurahan untuk melakukan pengawasan.
Meski dilakukan pengawasan, kata dia, bukan berarti ada intimidasi. Selain santri, kata dia banyak juga pekerja migran yang datang dari luar negeri. Meski mereka yang baru datang sudah dilengkapi dengan surat sehat, tetap harus diawasi. “Mereka yang datang ini memang santri yang mondok yang orangtuanya ada di Kuta dan Kuta Selatan. Sama juga untuk warga yang datang dari kapal pesiar dan dari negara lain sudah dilengkapi surat keterangan sehat,” katanya.
Ia pun mengatakan mereka tetap disarankan mengisolasi diri dan diawasi. “Pengawsan dilakukan oleh satgas di desa kelurahan yakni tim surveillance untuk memantau,” ujarnya.
Sebelumnya, ratusan santri dari Ponpes Nurul Jadid, Desa Sukodadi, Kec. Paiton, Probolinggo, Jatim, tiba di Central Parkir Kuta, Badung, Minggu (29/3). Kedatangan 158 santri yang diangkut dengan empat bus mendapat pengawasan ketat Satgas COVID-19 Badung. (Yudi Karnaedi/balipost)