DENPASAR, BALIPOST.com – Adanya wabah corona yang terjadi saat ini, membuat warga tentunya harus berdiam diri di rumah agar tidak terpapar. Persoalan muncul karena warga juga harus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Untuk mendapatkan sembako warga terkadang harus pergi ke pasar yang berisiko terjadinya penularan corona karena berdesak-desakan. Menangani persoalan tersebut, ada rencana atau gagasan keberadaan pasar desa ‘dadakan’ untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
Bahkan desa kini diharapkan bisa ikut berperan dengan menyertakan modal ke bumdes untuk dapat mengelola pasar desa dan membeli kebutuhan pasar di kota. Jadi masyarakat tidak lagi harus ke pasar belanja cukup di pasar desa yang disediakan bumdes. “Rencana ini masih akan dimatangkan dalam rapat rapat, termasuk sosialisasi pada kepala desa dan adat, karena mereka adalah leading nya nanti,” beber Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Senin (30/3).
Nantinya, lanjut kata Bupati Eka, semua desa di Kabupaten Tabanan dengan melibatkan Bumdes menggeser dana desa karena boleh masuk dalam penyertaan modal, “Harapannya untuk bisa meminimalisir mereka (warga) ke pasar induk. Sistemnya yang berbelanja adalah bumdes, dan ada jasa titip juga kalau semisal barang yang dicari tidak ada, ini akan terus dirapatkan,” ucapnya.
Dan keuntungan BUMDes tentunya sudah diatur, sehingga tidak boleh lebih dari MOU. Pasar dan Disperindag mengupdate setiap hari harga pasarnya.
Sementara saat disinggung tentang ketersediaan bahan pangan saat ini, Bupati Eka mengatakan masih aman. “Aman makanya hari ini akan lebih kepada kebutuhan pangan rapatnya,” terangnya.
Terkait stok pangan, Bupati Eka mengatakan stok beras di gudang Bulog Kediri I sebanyak 2.900 ton, gudang Bulog Kediri II sebanyak 199 ton, begitupun sembako lainnya seperti minyak goreng, gula dan mie instan masih ada persediaan. (Puspawati/balipost)