GIANYAR, BALIPOST.com – Virus corona yang makin luas penyebarannya membuat pengusaha hotel dan restauran di Gianyar tiarap. Pasalnya, jumlah kedatangan wisatawan ke daerah tersebut mengalami penurunan drastis dan tidak sebanding dengan tingginya beban biaya operasional yang harus dibayarkan.
Sebut saja salah satunya tagihan listrik. “Hampir semua pelaku pariwisata saat ini lagi istirahat. Seandainya biaya menurunkan dan menaikan daya listrik itu dinolkan, semua itu sangat membantu,” kata Ketua Ubud Hotel Association (UHSA) Gede Karilo, Selasa (31/3).
Menurunkan daya listrik memang menjadi salah satu solusi untuk mengurangi beban operasitonal hotel yang lagi sepi ini. Karena itu, pihaknya sempat mengadukan ke pihak PLN, namun belum membuahkan hasil yang benar-benar bisa membantu.
PLN siap membantu dalam menurunkan beban secara gratis, namun ketika kondisi pariwisata pulih untuk menaikan daya akan dikenakan biaya. “Sekarang ini, banyak hotel yang memiliki gardu sendiri, sehingga biayanya juga tersendiri. Nah, kalau biaya beban itu bisa berkurang akan lebih bagus,” harapnya.
Gede Karilo mengaku, anggota UHA yang hampir 100 hotel itu hampir semuanya mengalami penurun kunjungan. Karena itu, semuanya diam untuk mengisi masa jeda ini.
Walau demikian, dalam organisasi tetap melakukan tindakan berupa langkah-langkah positif. “UHA akan membantu para tenaga medis yang menangani kasus Pasien Dalam Perawatan (PDP) berupa Alat Pelindung Diri (APD). Semua itu dari dana kas UHA sendiri, bukan menarik iuran dari anggota. Kami berharap wabah ini cepat berakhir, sehingga kita bisa aktif kembali,” harapnya.
Saat ini pelaku pariwisata semua diam tidak melakukan apa-apa, karenanya istirahat di rumah. Walaupun demikian, hotel dan restoran yang berada di bawah UHA tidak ada yang mem-PHK karyawannya. Saat ini, karyawan hanya dirumahkan saja.
Untuk itu, pihaknya juga berharap kepada perbankan bisa membantu kesulitan yang dialami para pengusaha pariwisata itu. “Perusahan berusaha semaksimal mungkin membantu karyawan dari dampak wabah pandemi ini. Semestinya perbankan juga bisa ikut membantu, yakni cicilan dari para karyawan kalau bisa ditangguhkan, maka gaji mereka bisa dipakai biaya hidup. Saat ini, memang sudah ada bank memberi keringanan, tetapi belum semuanya,” harapnya. (Budarsana/BTN)