Akses pintu masuk Pasar Umum Galiran dari barat langsung ditutup, ketika jam tutup pasar yang baru sudah berlaku. (BP/gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Keputusan Pemkab Klungkung membatasi jam operasional pasar, sedikit menimbulkan kekacauan. Terjadi antrian panjang di pintu masuk pasar, hingga kemacetan di sekitarnya.

Namun, Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta, Rabu (4/1) masih menegaskan bahwa pembatasan jam operasional sudah final. Jadi, seluruh masukan dan desakan agar jam operasional pasar diubah lagi, bahkan dikembalikan ke jam buka normal, tidak akan pernah disikapi pemerintah daerah.

Ia mengatakan semua aspek sudah dipikirkan matang-matang. Dia meminta bersama-sama menyadarkan warga yang tidak paham misi pemerintah menyelematkan warga dari wabah Covid-19 ini. “Jam buka pasar tradisional selama delapan jam, itu sudah maksimal. Di daerah lain malah ada yang buka tiga jam sampai empat jam. Agar tidak terjadi kemacetan, mohon pedagang bisa menyesuaikan diri. Kalau dari jauh berangkat dari awal. Sehingga ada jeda waktu mempersiapkan diri sebelum masuk ke dalam pasar,” tegasnya.

Baca juga:  Harga Cabai Melambung, Tembus Rp 90.000 Per Kilogram

Dia menjelaskan, jangan sampai ada antrian panjang dan berkerumun lagi. Setiap personal masyarakat harus paham betul, apa tujuan pemerintah daerah mengeluarkan sikap pembatasan jam operasional pasar.

Sebab, dalam situasi warga berkerumun seperti itu, jika ada satu saja yang terjangkit wabah COVID-19, sulit dibayangkan apa dampak yang akan terjadi bagi masyarakat banyak. Apabila aturan ini tidak diindahkan warga, maka pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian dan TNI, untuk menjalankan maklumat Kapolri. “Saya sendiri yang akan meminta polisi untuk menerapkan maklumat Kapolri itu,” ancamnya.

Baca juga:  Cegah Permainan Harga Sembako, Polisi Awasi Pasar Tradisional

Pihaknya tidak akan menolelir lagi. Dalam situasi darurat seperti ini semua pihak harus mengikuti anjuran pemerintah.

Sementara, kepada setiap koperasi dan BUMDes juga harus ikut memikirkan solusi bagaimana warga menghadapi situasi ini. Khususnya untuk mengurangi kerumunan masyarakat.

Lakukan sistem transaksi secara online, baik melalui WA Grup atau aplikasi yang bisa berguna bagi masyarakat untuk mengurangi keramaian masyarakat. Sehingga warga bisa mengurangi keluar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari melalui transaksi online.

Baca juga:  Di Bangli, Harga Cabai Tembus 100 Ribu Rupiah

Semua elemen warga harus ikut berperan untuk membantu pemerintah dan petugas medis. Semua harus paham, bahwa seluruh kebijakan yang dikeluarkan pemerintah sepenuhnya untuk kepentingan masyarakat yang lebih besar. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN