Suasana kedatangan ABK pesiar pada Senin (30/3) malam. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pekerja migran khususnya ABK yang pulang ke Bali mengeluhkan proses pemeriksaan di Bandara Ngurah Rai. Pasalnya, petugas kesehatan dinilai tidak ada persiapan untuk melakukan pemeriksaan saat mereka tiba di bandara.

Alhasil, para ABK tersebut harus menunggu dengan menahan rasa letih dan lapar. Terkait hal ini, Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra, Rabu (1/4) mengaku memahami adanya keluhan tersebut di bandara. “Saya memahami karena pesawat itu datangnya malam hari. Jumlahnya kita tidak tahu pasti, schedule hanya info awal,” ujarnya.

Baca juga:  Penilaian Ogoh-ogoh di Sesetan di Lokasi Tanpa Fragmentari

Dewa Indra menambahkan, mereka juga memang tidak disiapkan makanan. Mengingat, tahapan pemeriksaan merupakan hal yang biasa di kedatangan internasional.

Tanpa ada pandemi COVID-19 pun tetap ada pemeriksaan oleh KKP dan Imigrasi. Artinya, sebelum ada COVID-19 hal ini tidak pernah dipersoalkan. “Jadi hal yang biasa menunggu,” imbuhnya.

Dewa Indra mengakui memang ada waktu tambahan karena Satgas di bandara harus memilah para ABK atau pekerja migran yang datang dari 11 negara terjangkit. Dari sebelumnya 10 negara, kini sudah ditambah satu negara lagi yakni Amerika Serikat karena tingkat keterjangkitan di negara Paman Sam itu meningkat.

Baca juga:  MV Explorer Dream Sudah di Jakarta, Kepulangan ABK Asal Bali Tunggu Ini

Sedangkan 10 negara lainnya adalah Tiongkok Daratan, Iran, Italia, Vatikan, Spanyol, Prancis, Jerman, Swiss, Inggris, Kota Daegu dan Provinsi Gyeongsangbuk-do di Korea Selatan. Proses pemilahan ini tentu membutuhkan waktu. “Jadi jangan karena butuh waktu ini kemudian menjadi komplain tidak dapat makan. Memang tidak ada yang menyediakan makan. Dari dulu juga tidak ada,” tandasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN