SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pembatasan jam operasional pasar tradisional di Klungkung membuat pasar justru makin banyak dikunjungi. Padahal dalam situasi keramaian dan berkerumun itu, penyebaran virus corona makin rentan.
Imbauan dan ancaman Bupati Klungkung akan menindak tegas para pedagang jika membandel pada Rabu (1/4) ternyata tak membawa efek yang diharapkan pada Kamis (2/4). Salah satunya di Pasar Galiran.
Hal ini pun, membuat Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Klungkung Nyoman Suwirta langsung bereaksi. Ia turun langsung ke Pasar Umum Galiran, Kamis (2/4) pagi. t ini.
Hanya mengenakan masker, Suwirta meminta pedagang agar tidak berdesak-desakan masuk pasar. Tetap jaga jarak dan hindari kontak langsung dengan orang lain. Jadi, ketika jadwal pasar buka jam 07.00 wita, jangan semuanya numplek datang jam 7 pagi.
Tetap lakukan upaya pencegahan penyebaran. Hanya pengertian para pedagang yang mampu mewujudkan situasi ini. Sehingga Suwirta berusaha terus membangun kesadaran para pedagang. “Tolong dengan situasi saat ini, ubah dulu kebiasaan lama. Jangan sampai ada kerumunan. Ini rentan. Atur diri, jaga jarak. Kalau begini terus, pintu masuk terminal (menuju akses masuk pasar) akan saya tutup sebelum jam 7 pagi. Sehingga tidak ada antrean berjubel seperti ini untuk masuk ke dalam pasar,” tegasnya.
Demikian juga halnya dengan para pengunjung. Jika pasar buka delapan jam dari pukul 07.00 wita sampai 15.00 wita, maka pengunjung pasar tidak harus datang bersamaan jam 7 pagi. Ini hanya akan memperparah situasi dan tidak sayang pada diri sendiri.
Ini sangat berisiko di tengah situasi saat ini. Sebab, satu saja yang terjangkit, yang lainnya bisa tersebar dengan cepat di tengah keramaian dalam jarak dekat. Mengingat penyebaran COVID-19 sangat cepat antarmanusia dari jarak dekat. “Saya tegaskan tolong utamakan kesehatan diri sendiri dan orang lain,” ujarnya.
Suwirta juga kembali mengingatkan pedagang dan pengunjung agar tetap mengenakan masker. Kalau situasinya seperti ini, pengenaan masker bukan lagi untuk yang sakit. Tetapi, yang kondisinya sehat pun harus mengenakannya, untuk mengurangi risiko tertular.
Apalagi, di rumah-rumah khususnya para tukang jahit sudah banyak yang berinisiatif membuat masker sendiri. Angkutan umum juga tidak luput dari sorotan Suwirta. Angkutan umum diminta jangan mengangkut penumpang terlalu banyak agar tidak berdesak-desakan.
Selain itu, kepada masyarakat dalam bersikap di media sosial, pihaknya meminta jangan terlalu banyak berpolemik terhadap imbauan dari pemerintah. Sikap seperti itu hanya akan memperburuk situasi. “Saya minta kepada masyarakat untuk tidak bengkung atau bandel. Dalam situasi seperti ini kita tidak tahu siapa yang sehat dan siapa yang sakit. Mari taati saja aturan yang sudah diterapkan,” jelas Suwirta. (Bagiarta/balipost)