Ilustrasi. (BP/Dokumen)

COVID-19 kini menghancurkan semua fondasi kehidupan yang ditata sejak bertahun-tahun. Nyaris baru empat bulan setelah menginfeksi orang pertama di Wuhan, Tiongkok, kini COVID-19 telah menghancurkan tata kelola ratusan negara.

Bahkan, beberapa di antaranya nyaris ‘’gagal’’ melakukan perlawanan. Dari 202 negara yang terpapar, beberapa negara di antaranya kini memasuki masa kekhawatiran yang amat kelam. Bahkan, IMF juga memprediksi resesi global akan mengantarkan manusia menuju situasi baru dalam mengelola dunia.

Sebagai sebuah ancaman, COVID-19 sampai saat ini tergolong mendominasi. Virus ini membuat semua sektor kehidupan kolaps. Pariwisata dengan sedemikian hebatnya membuat migrasi manusia juga tumbang. Perbankan mengalami ancaman yang sama. Bahkan sektor-sektor lain yang juga tergantung dari dua sektor utama ini nyaris tak berdaya. Kalaupun masih bertahan itu pun dengan sisa kekuatan yang masih sangat terbatas.

Baca juga:  Meningkatkan Kepekaan Humanisme dalam Ber-"Yadnya"

Yang jelas, kini dunia menghadapi dinamika baru. Respons manusia tentu harus sejalan dengan pergerakan alamnya. Manusia tentu tak boleh lagi terlalu egois mengeksploitasi bumi dan udaranya. Saatnya kita melakukan perenungan dan tetap melakukan upaya-upaya terukur yang memastikan kita bisa bertahan hidup.

Alam dengan segala kekuatan dan fenomenanya tentulah amat sulit sebenarnya kita tundukkan. Kita tak bisa hanya berdasarkan pada kepintaran manusia, apalagi hanya dengan berbekal kecanggihan teknologi. Alam ternyata punya cara lain untuk melakukan perlawanan terhadap cara dan gaya menusia hidup.

Baca juga:  Era Baru Pengembangan Profesi Guru

Kini ketika wabah itu menjadi pandemi global, kita tak punya pilihan lain. Patuh pada anjuran pemerintah dan mendukung semua gerakan pemerintah dalam mengatasi ancaman ini harus dilakukan. Semua harus mendedikasikan diri untuk optimalisasi gerakan mengatasi ancaman COVID-19.

Kita harus juga tetap optimis bahwa kita mampu lepas dari jeratan ini. Optimisme akan membuat kita lebih tenang melakukan rekayasa dan pemetaan perjuangan mengatasi ancaman ini. Kita juga tak perlu terlalu panik berlebihan. Namun, waspada adalah keharusan. Kita jangan abai dengan situasi di sekitar kita.

Pahami informasi sebaik mungkin dan lakukan penyikapan atas informasi itu. Kini dengan berbekal informasi kita bisa membangun ketahanan bersama menghadapi pandemi.

Baca juga:  Cara Cerdas Menguji Calon Pemimpin

Kita juga harus tetap bergerak dan bekerja untuk menuju era baru dalam kehidupan. Memang perlu waktu lama untuk mewujudkan kembali dunia tanpa batas. Dalam kondisi social distancing menjaga jarak semacam ini, kita jangan sampai menjadi tak acuh pada sesama. Kepedulian harus dibangun.

Untuk itu, toleransi dan kebersamaan dalam menghadapi tantangan dunia, untuk menuju peradaban baru harus kita lakukan bersama-sama. Jangan merasa paling hebat lalu menyalahkan semua hal yang sudah dilakukan. Pikirkanlah solusi terbaik untuk melengkapi kinerja pemerintah dalam mengatasi masalah ini.

BAGIKAN