Bupati Eka Wiryastuti. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Munculnya penolakan dari masyarakat Desa Samsam terkait isu sekolah Tinggi Perhubungan Darat yang berada di wilayah desa setempat akan dijadikan tempat karantina bagi pekerja Migran Indonesia juga ditanggapi Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti. Menurut Bupati, ini persoalannya siap tidaknya Tabanan menerima hal tersebut, melihat kondisi yang ada di Tabanan saat ini.

“Ibaratnya mengarantina orang juga harus ‘dimanusiakan’ orangnya, perlu tempat yang benar-benar disiapkan secara matang, tentu saja butuh fasilitas minimal tempat tidur, makan, dan tenaga medis kesehatan untuk memantau kondisi yang bersangkutan setiap hari, dan Samsam pun memang belum siap,”terangnya, saat dikonfirmasi Jumat (3/4).

Baca juga:  Puluhan Kasus Baru COVID-19 Masih Terjadi, Beijing Batalkan Ribuan Penerbangan dan Tutup Sekolah

Terkait hal ini, Bupati Eka juga mengatakan pihaknya telah menyampaikan hal tersebut pada Gubernur Bali, bahwa Tabanan, khususnya Desa Samsam memang belum siap. Apalagi jumlahnya banyak yang tentunya sarana dan prasarana serta SDM juga belum siap.

Karena tenaga medis di Tabanan saat ini disiapkan untuk penanganan COVID-19 di Rumah Sakit Nyitdah sebagai rumah sakit alternatif selain BRSU Tabanan.  “Jangan sampai orang yang sudah masuk sana (tempat karantina) tidak mendapat kenyamanan. Ini penting untuk mengurangi konflik,” terangnya lagi.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Capai Enam Ratusan Orang
BAGIKAN