Ratu Elizabeth II. (BP/Dokumen AFP)

LONDON, BALIPOST.com – Ratu Elizabeth II yang saat ini berumur 93 tahun akan melakukan pidato terkait penanganan COVID-19 di Inggris dan wilayah persemakmurannya. Penampilannya meskipun tidak disiarkan secara langsung, merupakan hal yang sangat jarang terjadi.

Bahkan dikutip dari AFP, pidatonya yang akan disiarkan pada Minggu (5/4) malam waktu setempat, sangat jarang dilakukan sejak berkuasa selama 68 tahun. Dari catatan, ini merupakan penampilannya di TV yang kelimanya sepanjang berkuasa, di luar pesan Natalnya yang dilakukan tiap tahun.

Intervensi Ratu ini merupakan yang pertama pada masa sulit ini, sejak ibundanya meninggal pada 2002. Sebelum itu, ia menyampaikan pidatonya untuk berbelasungkawa atas kematian Putri Diana pada 1997.

Ia juga menyampaikan pidatonya pada saat Perang Teluk I tahun 1991. Pidato keempatnya disampaikan pada 2012, untuk mengucapkan terima kasih atas perayaan peringatan 60 tahun dirinya berkuasa.

Baca juga:  Keluar, Hasil Lab WN Rusia dalam Pengawasan COVID-19 di BRSU Tabanan

Dalam intisari pidatonya, Ratu Elizabeth II akan meminta warga untuk bergerak menghadapi tantangan yang timbul karena wabah COVID-19. Ia akan menyampaikan sebuah pidato personal, bahwa dirinya memiliki keyakinan warganya akan merespons, meskipun saat ini masa sulit.

Tayangan di seluruh Inggris dan negara persemakmurannya dijadwalkan pukul 19.00 waktu setempat. Pidatonya ini merupakan penyemangat bagi negara yang saat ini mencatatkan kematian harian hingga 708 kasus, termasuk bocah berusia 5 tahun pada Sabtu (4/4). Total kematian di Inggris mencapai 4.313 dan negara ini bersiap menghadapi minggu ketiga kebijakan lockdown.

Menurut Istana Buckingham, Ratu akan secara pribadi mengucapkan terima kasih pada para staf medis yang ada di garis depan. Juga sejumlah pekerja lainnya yang turut dalam upaya mengatasi krisis ini.

Baca juga:  Hari Ini, Lima Zona Merah Dominasi Tambahan Kasus COVID-19 Bali

“Saya berbicara pada Anda, pada situasi yang makin menantang ini. Sebuah waktu yang mendisrupsi kehidupan kita di negara ini, sebuah disrupsi yang membawa kesedihan pada beberapa orang, kesulitan finansial bagi banyak warga, dan perubahan yang sangat besar bagi kehidupan harian semua orang,” demikian sekelumit pidato yang akan diucapkan Ratu dalam tayangan yang direkam di Kastil Windsor, London barat.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, yang dites positif COVID-19, telah menempatkan pemerintahnya dalam sebuah perang melawan COVID-19 dan meminta respons kolektif dalam memerangi wabah ini. Bahkan sebanyak 750 ribu warga menjawab panggilannya dengan menjadi relawan untuk mendukung Pelayanan Kesehatan Nasional (NHS) yang dikelola negara. Para lanjut usia (lansia) dan mereka yang rentan terjangkit saat ini melakukan isolasi diri.

Baca juga:  Pecalang Diminta Edukasi Krama Taati Prokes 3 M

Jumlah relawan ini melebihi dari yang dibutuhkan, yakni sekitar 250 ribu orang. Bisnis dan industri juga dimobilisasi dalam sebuah gerakan yang tidak pernah terlihat sejak Perang Dunia II.

Ratu dan suaminya, Pangeran Philip (98), telah pindah ke Kastil Windsor sejak 19 Maret sebagai bentuk pencegahan menilik usia pasangan ini yang menempatkan mereka dalam kategori risiko tinggi terjangkit. Pejabat kerajaan menyatakan bahwa pasangan itu dalam kondisi sehat dan mengikuti petunjuk pemerintah.

Pangeran Charles (71) yang merupakan anak tertua dari pasangan itu, telah melakukan isolasi setelah dinyatakan memiliki gejala sedang COVID-19. Charles hingga kini tinggal di perkebunan keluarga di Balmoral, timur laut Skotlandia. Ia dikabarkan dalam kondisi baik setelah melakukan isolasi diri. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN