Petugas melakukan simulasi penanganan COVID-19 di RSUP Sanglah. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tak hanya pasien positif COVID-19, pasien dalam pengawasan (PDP) di Bali juga bertambah. Secara akumulatif, Bali sudah merawat sebanyak 188 pasien, Minggu (5/4).

Dibandingkan data terakhir, Sabtu (4/4), ada tambahan sebanyak 5 orang sehingga akumulatif PDP menjadi 188 orang. “Tambahan PDP sebanyak 5 orang seluruhnya WNI,” ujar Ketua Satgas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra dalam press releasenya.

Menurut Dewa Indra, dari 188 sampel yang telah diuji, telah keluar hasil sampel 167 orang. Yaitu, 132 orang negatif dan 35 orang positif.

Dengan demikian, di Bali saat ini ada tambahan 3 kasus positif seperti halnya data yang disampaikan di tingkat nasional. Sementara data pasien positif yang sembuh tercatat masih sama sesuai data terakhir sebanyak 18 orang (4 WNA dan 14 WNI), dan yang meninggal dunia 2 orang (WNA).

Baca juga:  Banyak Negara Tertarik Wujudkan "Global Water Fund" di WWF

“Satgas menghimbau kepada seluruh masyarakat Bali agar menggunakan masker dan untuk tetap waspada bahkan meningkatkan kewaspadaannya karena penyebaran COVID-19 menunjukan tren peningkatan di tingkat nasional,” imbuhnya.

Pemprov Bali khususnya, membangun benteng pertahanan yang kuat di pintu masuk Bali. Antara lain dengan melaksanakan pemeriksaan suhu dan rapid test di bandara bagi penumpang yang datang ke Bali.

Begitu juga bagi warga pendatang di pelabuhan Gilimanuk dilaksanakan rapid test dan Pelabuhan Padangbai dilaksanakan pemeriksaan pengecekan suhu tubuh dan riwayat perjalanan. “Satgas menghimbau kepada warga masyarakat yang baru pulang dari luar negeri dan dari luar daerah untuk melaksanakan karantina mandiri/isolasi diri sendiri di rumah masing-masing,” imbuhnya.

Baca juga:  Badung Siap Jadi Lokasi Pelaksanaan Imunisasi Vaksin COVID-19

Dewa Indra menambahkan, karantina mandiri minimal dilakukan 14 hari menerapkan protokol isolasi diri sendiri dengan penuh disiplin dan tanggung jawab untuk keselamatan masyarakat. Dengan melaksanakan hal ini merupakan wujud dari pahlawan kemanusiaan.

Di sisi lain, Satgas Gotong Royong Berbasis Desa Adat dan Satgas Penanggulangan COVID-19 di tingkat desa (Desa Dinas) agar bersinergi. Kemudian menyatukan posko, serta bersama-sama melakukan pengawasan dan edukasi kepada seluruh masyarakat khususnya Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru datang ke Bali. “Diharapkan tidak ada dualisme posko di tingkat desa dan penanggulangan COVID-19 menjadi efektif,” jelasnya.

Baca juga:  Jika Mobilitas Penduduk Dikendalikan, Pemerintah Harus Bisa Penuhi Ini

Kebijakan lainnya, lanjut Dewa Indra, Pemprov Bali memberikan bantuan kepada masyarakat miskin di dalam penanggulangan COVID-19. Bantuan yang digelontorkan, antara lain dalam bentuk Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN