Salah satu restoran di wilayah Candidasa sepi dari wisatawan. (BP/dok)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Pandemi COVID-19 mengakibatkan sektor pariwisata khususnya di Karangasem lumpuh. Kondisi itu membuat para pelaku pariwisata gigit jari.

Di bumi lahar sendiri, ada ratusan hotel dan restoran yang terpaksa ditutup akibat tidak ada wisatawan yang menginap maupun berkunjung. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karangasem Wayan Kariasa, Rabu (8/4), mengungkapkan, pengusaha hotel serta restoran memilih menutup usahanya karena tak ada wisatawan menginap.

Baca juga:  Atraksi Sakral Jangan Dibawa ke Pariwisata

Akibat tak ada pendapatan, pengusaha kesulitan membayar gaji dan biaya operasional. “Di Karangasem ada sekitar 400 hotel yang beroperasi. Dari jumlah itu, hampir hampir 90 persen sudah tutup. Yang sudah konfirmasi tutup ke PHRI sekitar 76 hotel. Masih banyak yang belum menginformasikan. Kalau dikonfirmasi, mungkin ada ratusan hotel dan restoran yang tutup,” ujarnya.

Kariasa menambahkan, hotel dan restoran mulai tutup sejak awal Maret hingga hari ini. Hotel dan restoran yang tutup itu tersebar di Kecamatan Karangasem, Abang, Manggis, Sidemen, serta Kecamatan Kubu.

Baca juga:  "Kasepekang" di Desanya, Puluhan KK Asal Tri Eka Buana Urus Pindah KTP

“Bagi hotel dan restoran yang masih beroperasi, mungkin karena masih ada wisatawan mancanegara yang menginap satu-dua. Jika kondisinya terus seperti ini, tidak menutup kemungkinan hotel yang beroperasi sekarang akan tutup juga mengingat kondisi sepi akibat tak ada wisatawan,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Karangasem I Nyoman Suradnyana mengatakan, berdasarkan dsta yang dimilikinya, ada sebanyak 670 karyawan hotel yang dirumahkan. “Baru segitu laporan jumlah karyawan yang kita terima. Ini khusus di bidang pariwisata saja. Untuk yang lainnya belum,” katanya. (Eka Parananda/balipost)

Baca juga:  Ratusan Koperasi Tak Sehat Di Karangasem
BAGIKAN