BANGLI, BALIPOST.com – Merebaknya wabah virus corona (Covid-19) membuat Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli menghentikan sementara kegiatan vaksinasi rabies. Dari 72 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Bangli, sementara ini Dinas PKP Bangli baru bisa melaksanakan vaksinasi rabies di dua desa.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas PKP Kabupaten Bangli drh. Ni Nyoman Sri Rahayu mengungkapkan, kegiatan vaksinasi rabies tahun 2020 sudah mulai dilaksanakan pihaknya pada Februari lalu. Baru ada dua desa yakni Desa Batur Utara dan Batur Tengah, Kecamatan Kintamani yang sudah disasar kegiatan vaksinasi.
“Kami mulainya dari Februari. Tapi karena situasi seperti ini, kami sepakat hentikan dulu. Sementara ini tidak ada aktivitas vaksinasi dulu,” ungkap Sri Rahayu seizin Kadis PKP Bangli I Wayan Sarma.
Sesuai kesepakatan dengan dinas terkait di seluruh kabupaten, kegiatan vaksinasi rabies rencannaya akan kembali dilanjutkan pada 5 Juni mendatang. Jika wabah Covid-19 sudah berakhir.
Meski kegiatan vaksinasi rabies dihentikan sementara, Sri Rahayu mengatakan pihaknya tetap turun ke lapangan jika ada laporan kasus gigitan atau ada permintaan sosialisasi dari masyarakat. Tentunya saat turun ke lapangan pihaknya akan tetap mengacu protokol kesehatan pencegahan covid-19.
“Misalnya kalau ada desa yang minta dinas turun karena ada kasus emergensi atau minta sosialisasi, kami layani. Asalkan tidak banyak orang, tidak bergerombol. Jadi tetap kita respons turun,” terangnya.
Diungkapkannya belum lama ini terjadi satu kasus gigitan anjing di desa Songan. Menindaklanjuti adanya kasus gigitan tersebut, Dinas PKP Bangli sudah turun ke desa itu untuk melakukan pengambilan sampel otak anjing penggigit tersebut.
Sekaligus eliminasi terhadap beberapa ekor anjing yang diduga sempat kontak dan tinggal satu rumah dengan anjing itu. Sedangkan untuk tindaklanjut kegiatan eliminasi tertarget selektif dan vaksinasi di desa tersebut, Sri Rahayu mengaku pihaknya saat ini masih menunggu konfirmasi kesiapan dari pihak desa setempat. (Dayu Swasrina/balipost)