Polisi memblokir jalan saat berlangsung unjuk rasa menentang pembatasan yang diterapkan, untuk menekan laju sebaran virus corona (COVID-19) di Rotterdam, Belanda, Selasa (26/1). (BP/Dokumen)

AMSTERDAM, BALIPOST.com – Belanda mulai melonggarkan aturan penggunaan masker. Sedangkan pembatasan lainnya akan dilonggarkan mulai pekan depan.

Menurut Perdana Menteri Mark Rutte, Jumat (18/6), kebijakan ini diambil setelah terjadi penurunan kasus COVID-19. “Sebagian besar pembatasan kapasitas juga akan dihapus mulai 26 Juni, selama masyarakat dapat menjaga jarak setidaknya 1,5 meter,” katanya, dikutip dari Kantor Berita Antara.

“Ini momen istimewa,” ucap Rutte. “Sering saya berdiri di sini untuk mengatakan kepada Anda apa yang tidak dapat Anda lakukan. Namun sekarang kita dapat berfokus pada apa yang mungkin.”

Baca juga:  Anjing Rabies Gigit Tiga Warga di Berangbang

Tidak ada batasan baru yang ditetapkan untuk jumlah tamu di toko, bar dan restoran, kata Rutte, selama mereka bisa menjaga jarak aman, atau menunjukkan bahwa mereka telah divaksin atau hasil tesnya negatif.

“Kami dapat mengharapkan musim panas yang indah,” katanya. “Namun kita masih perlu waspada. Banyak terdapat ketidakpastian menjelang musim gugur. Anda setiap saat bisa ditikam dari belakang oleh varian baru.”

Baca juga:  Insentif Tenaga Kesehatan Dipangkas

Masyarakat masih perlu menggunakan masker di angkutan umum dan di bandara, di mana aturan menjaga jarak tidak memungkinkan.

Infeksi COVID-19 di Belanda menyentuh level terendah selama sembilan bulan dalam beberapa hari belakangan saat laju vaksinasi dipercepat.

Awal Juni otoritas mengizinkan bar dan restoran kembali beroperasi.

Hingga Jumat sekitar 13 juta dosis vaksin telah diberikan di negara berpenduduk 17,5 juta jiwa tersebut. Pemerintah mengatakan sedang berencana menyuntikkan setiap orang dewasa di Belanda dengan setidaknya satu dosis vaksin pada pertengahan Juli.

Baca juga:  Vaksin Booster Kedua Tak Jadi Syarat Perjalanan

Hampir 1,7 juta infeksi COVID-19 tercatat di Belanda, dengan lebih dari 27.000 kematian. (kmb/balipost)

BAGIKAN