Reza Milenia Eka Suci. (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Untuk cabor aeromodeling, yang memiliki induk Pengprov Federasi Aeromodeling Seluruh Indonesia (FASI) Bali, telah meloloskan dua atlet ke PON Papua. Keduanya adalah Dewa Ketut Suarnawa dan Reza Milenia Eka Suci.

Selama ini, Dewa Suarnawa merupakan atlet Buleleng yang ditangani pelatih I Putu Indra Ika Nugeraha. Sementara, Reza Milenia atlet asal Badung yang ditangani pelatih Sunarto. Sunarto, di Badung, Rabu (18/8) menerangkan, Reza turun pada tiga nomor yakni OHLG, F1 free flight putri dan F2 H free flight umum.

Baca juga:  Petembak Talitha Sabet Emas di Kejurnas “Offline”

Dewa Suarnawa turun pada dua nomor kelas F3R – INA engine dan kelas F3R – FAI engine. “Bagi Dewa Suarnawa tetap berlatih di Buleleng, persisnya di Pantai Penimbangan,” jelas Suarnawa.

Reza biasanya berlatih di Pantai Siut Gianyar, dan terkadang di wilayah Kuta Selatan Badung. Ia mengakui, terkadang pesawat mainan jika terbang terlalu tinggi, kemudian terkena tiupan angin termal, bisa berakibat meluncur keras, hingga nyangkut di pohon. “Saat berlatih, kami juga kadang-kadang kehilangan pesawat, karena sulit dideteksi. Namun bersyukur, pesawat yang hilang itu harganya murah, dan saya bisa memproduksi sendiri,” tutur Sunarto yang juga berprofesi membuat pesawat mainan ini.

Baca juga:  Bertemu Menlu China, Menlu AS Sebut Bermanfaat dan Konstruktif

Dijelaskannya, Reza paling berpeluang di nomor OHLG, karena dalam berbagai event sering tembus sampai ke babak final. “Beberapa kali Reza masuk di final, di nomor OHLG ini,” bebernya.

Reza sendiri lolos Pra PON di Bandung, pada 2019. Hanya, sayangnya pasca Pra PON, sampai sekarang sama sekali belum ada event kejurnas.

“Seandainya di kelas kejurnas, kami bisa mengukur kemampuan atlet. Reza juga memperkuat Bali pada PON di Jabar 2016 silam,” terang Sunarto.

Baca juga:  Perayaan Tumpek Kuningan Membangkitkan Kesadaran Menjaga Bali

Ia mengevaluasi, meskipun Reza melaju ke final, tetapi belum mampu mendapatkan medali. Pasalnya, peralatan yang dipakai saat PON di Jabar buatan lokal, sedangkan lawan buatan luar.

“Kalau untuk PON Papua ini, saya kira standar alatnya hampir sama canggih seluruh provinsi,” sebut dia. Sunarto juga salut atas penampilan Dewa Suarnawa, yang sempat peringkat tiga, tetapi akhirnya harus puas di urutan keenam untuk nomor F3R. (Daniel Fajry/balipost)

BAGIKAN