DENPASAR, BALIPOST.com – Atlet angkat berat asal Bali Ni Nengah Widiasih baru saja merebut medali perak di kelas -41 kg, pada Paralympic Games Tokyo, Kamis (26/8). Pengprov Nasional Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Bali, tetap mendaftarkan atlet asal Karangasem ini, membela Bali pada Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) Papua, 2-15 November.
Kendati demikian, kata Ketua Pengprov NPCI Bali Gede Komang Darma Wijaya, Widiasih belum tentu bisa tampil. “Bali tetap mendaftarkan Widiasih, namun diizinkan atau tidak Widiasih berlomba di Peparnas,” tutur Komang Darma, di Denpasar, Jumat (27/8).
Alasannya, menurut Komang Darma, terdapat peraturan bagi atlet Peparnas, misalnya hanya boleh bertanding pada satu nomor saja, seperti cabor atletik. Muncul juga wacana bagi atlet elite yang berlaga pada event internasional dilarang tampil. “Soal berangkat atau tidaknya Widiasih ke Papua, kami masih menunggu keputusan dari pertemuan Chief de Mission (CDM) tahap ketiga,” terangnya.
Komang Darma menerangkan, pihaknya sengaja mendaftarkan Widiasih, seraya menunggu keputusan CDM. “Kami tak masalah mendaftarkan Widiasih, jika keputusannya Widiasih dilarang tampil, maka otomatis di entry by name, kami tidak menyertakan Widiasih. Entry by name ini tak masalah jika mengurangi atlet, namun tidak boleh menambah pendaftaran atlet,” cetusnya.
Sementara, pelatih Widiasih di Bali, Nyoman Sugata berharap, atlet asuhannya bisa tampil di Bumi Cendrawasih. Pasalnya, Widiasih merupakan atlet andalan guna mendulang medali emas, sebab jika dia absen, otomatis kontingen Bali kehilangan sekeping medali emas.
Di sisi lain Widiasih menyatakan, sukses yang diraih ini berkat dukungan pemerintah. Widiasih merasa bangga, mengingat bonus yang akan diterima nilai nominalnya sama dengan atlet peraih medali Olimpiade Tokyo. “Saya berharap atlet NPC menerima kucuran bonus sama persis dengan atlet biasa, semoga peraturan ini berlaku untuk selamanya,” harap dia.
Yang membanggakan, Widiasih mengalami peningkatan angkatan dari Paralympic Brazil meraih perunggu, dengan angkatan 95 kg dan Paralympic Tokyo meraih perak angkatannya 98 kg. “Saya akui lifter Cina memang tangguh, saya juga minta doa supaya bisa berprestasi pada hajatan multievent Asian Para Games dan ASEAN Para Games,” jelas lifter peringkat II dunia kelas -41 kg dari atlet disabilitas ini. (Daniel Fajry/balipost)