Suasana terminal keberangkatan internasional Bandara Ngurah Rai. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sebanyak 35 hotel disiapkan untuk karantina wisatawan mancanegara (wisman) terkait rencana dibukanya pariwisata Bali untuk internasional pada 14 Oktober. Puluhan hotel itu baru tahap pertama.

Menurut Wakil Ketua BPD PHRI Bali, I Gusti Ngurah Agung Rai Suryawijaya, Rabu (6/10), tidak menutup kemungkinan akan ada tambahan hotel yang dijadikan lokasi karantina. “Jadi hotel yang disiapkan bertahap. Untuk tahap pertama 35, tahap kedua lagi 62 hotel, yang nanti akan verifikasi segera, tergantung kebutuhan,” kata Rai yang juga Ketua BPC PHRI Badung ini.

Ia mengungkapkan untuk hotel yang disiapkan, ada hotel bintang 4 dan bintang 5, bahkan, hotel bintang 3. Tentu kata dia, hal itu menjadi pilihan dari tamu-tamu dan tidak boleh ada monopoli. “Ini bisnis, jadi kan kalau fokus di beberapa hotel akan ada kecenderungan kecemburuan sosial, jangan sampai terjadi itu. Jadi sepanjang dia memenuhi persyaratan tak masalah, di aamping itu kan pilihan ada di tamu itu sendiri,” ucapnya.

Baca juga:  BPR BPRS Bali Sinergi dengan OJK Program "Ngiring ring Banjar"

Dirinya menegaskan, bahwa Bali sangat siap untuk hotel karantina. Diakuinya, saat ini bahkan banyak hotel yang berlomba-lomba untuk jadi hotel karantina.

Namun kata dia, ada konsekuensinya, kalau hotel karantina untuk Wisman, tidak boleh dicampur dengan domestik. Juga tidak boleh menerima tamu di luar karantina. “Ini jangan kita jangan campur. Karena nanti kalau terjadi apa apa sulit untuk memonitor,” terangnya.

Sementara terkait karantina yang ditetapkan selama 8 hari, dirinya berharap agar bisa dipersingkat maksimal 5 hari. Karena, bila terlalu lama dikarantina, waktu mereka akan habis di hotel saja. “Jadi animo tamu untuk datang akan berkurang, karena kita bersaing dengan negara lain seperti Turki, Dubai UEA, dan bahkan mereka tidak melakukan karantina,” ujarnya.

Baca juga:  Kim Soo Hyun Ingin ke Bali

Dengan mulai dibukanya border, pihaknya memperkirakan akan ada sebanyak 1.250 orang per hari. Karena, negara yang diperbolehkan baru lima, seperti Korea Selatan, Japan, UEA, China, New Zealand.

Apabila satu pesawat isinya misalnya 250, dengan lima negara, jadi total ada 1.250. “Kalau kita lihat dari lima negara ini, per negara 250 per hari, berarti 1.250 per hari. Kita coba dulu, setelah ini berhasil baru kita buka lagi ke negara negara yang risiko rendah,” katanya. (Yudi Karnaedi/balipost)

Baca juga:  Gerah Didemo Soal Teluk Benoa, Ini Pernyataan Ketua DPRD Bali
BAGIKAN