JAKARTA, BALIPOST.com – Inovasi geospasial dapat dimanfaatkan pemerintah daerah (pemda) untuk membuat kebijakan publik. Solusi-solusi ini membantu mempercepat transformasi dan meningkatkan pelayanan untuk masyarakat secara cepat, cermat, dan akurat. Demikian dikemukakan pelaku industri digital, Cahyo Nugroho.
Menurut Cahyo Nugroho yang merupakan Chief Industry Solution Officer Esri Indonesia, pemda bisa menghadirkan inovasi geospasial yang diintegrasikan lewat sistem informasi geografis (SIG) tanpa menulis satu baris kode pun. “Pandemi COVID-19 telah mempercepat transformasi digital di banyak organisasi dan cara terbaik untuk memberikan layanan publik yang lebih cerdas dan lebih cepat adalah memanfaatkan data geospasial dalam membuat keputusan kebijakan publik,” kata Cahyo.
Ia menyebut pihaknya telah meluncurkan program smart city, OneMap.id untuk menunjang upaya Pemda memberikan layanan publik berbasis digital. Portal berbasis sistem informasi geografis (SIG) ini akan mempercepat transformasi digital di lingkungan pemda. “Solusi ini mencakup pengawasan epidemiologi, pengelolaan pajak dan pendapatan, pemantauan kejahatan, pengelolaan lingkungan dan limbah, pariwisata, mitigasi dan tanggap bencana, pengelolaan infrastruktur, bantuan sosial dan keterlibatan masyarakat,” ungkapnya.
Sebagai contoh, para pengambil keputusan terkait pekerjaan umum dan infrastruktur dapat menggunakan teknologi SIG untuk membantu mengelola perkotaan dan lembaga pemerintah memaksimalkan investasi infrastruktur publik. “Untuk mencapai hal tersebut, infrastruktur publik seperti waduk, jembatan, bendungan tentunya memerlukan visualisasi yang baik untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Dengan menggunakan peta interaktif dan pemantauan melalui satu dashboard, tentunya akan sangat membantu pengambil keputusan untuk merencanakan dan memperpanjang umur manfaat infrastruktur publik. Selain itu, teknologi Artificial Intelligence berbasis geospasial atau biasa disebut Geo-AI, dapat digunakan di dalam melakukan analisis terhadap objek-objek infrastruktur seperti kerusakan jalan,” paparnya dalam rilis yang diterima, Rabu (6/10).
Hal tersebut, lanjutnya, juga akan memastikan para pembayar pajak dan generasi mendatang memperoleh manfaat dan menikmati infrastruktur yang telah dibangun dan dipelihara dengan baik. Hingga saat ini, terdapat 15 Pemda yang telah memanfaatkannya. Antara lain, Kabupaten Gresik, Pasuruan, Sampang, Kota Banjarbaru, Kabupaten Kutai Kartanegara, Wonogiri, dan Puncak Jaya. Selain itu ada juga Provinsi Maluku, Sulawesi Selatan, Kota Mojokerto, Bontang, Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Hamahera Utara, Kabupaten Halmahera Timur.
Kepala Bapelitbang Kota Bontang, Amiruddin, mengatakan ada dua inovasi geospasial dalam penyusunan rencana kota, yang saat ini digunakan. Yaitu Asmara Bang Sige (Aspirasi Masyarakat Dalam Pembangunan Berbasis Geospasial) dan Kapal Si GEO ( Kartu Peyandang Disabilitas Berbasis Geospasial).
Aplikasi Asmara Bang Sage, sebutnya, memudahkan Pemda mengumpulkan, melakukan verifikasi, dan mendiskusikan tanggapan masyarakat secara lebih efektif berdasarkan hasil pertemuan rutin warga. “Kami dapat memantau dan merekap seluruh data secara real-time, menghemat anggaran, dan meningkatkan produktivitas kerja. Dengan menggunakan teknologi SIG, kami telah berhasil mencapai salah satu tujuan utama pemerintah kota yaitu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” paparnya.
Sedangkan Kapal Si Geo adalah kartu identitas bagi penyandang disabilitas berbasis geospasial yang terdata dalam data base. Kartu ini memudahkan memperoleh akses program dan layanan serta pemenuhan hak para disabilitas. (kmb/balipost)