Bupati Giri Prasta saat menghadiri Puncak Karya Manusia Yadnya dan Atma Wedana Kinembulan di Desa Adat Kapal bertempat di Lapangan Kapal, Kecamatan Mengwi, Rabu (6/10). (BP/Istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Serangkaian dilaksanakannya Karya Manusia Yadnya dan Atma Wedana Kinembulan di Desa Adat Kapal Kecamatan Mengwi, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menyampaikan apresiasi atas terlaksananya ini. Dikatakan pelaksanaan karya telah sesuai dengan ajaran sastra agama Hindu, untuk itu pihaknya mengucapkan terima kasih kepada panitia karya, Bendesa Adat dan semua pihak yang telah bersinergi sehingga karya ini terlaksana dengan baik.

“Karya Pitra Yadnya Memukur Kinembulan berawal dari adanya Upacara Ngaben dan karya ini sebagai wujud mengantarkan atma menuju surga,” demikian dikemukakan Bupati Giri Prasta saat menghadiri Puncak Karya Manusia Yadnya dan Atma Wedana Kinembulan di Desa Adat Kapal bertempat di Lapangan Kapal, Kecamatan Mengwi, Rabu (6/10).

Baca juga:  Bupati Giri Prasta Sambut Kehadiran Menteri PAN-RB di Kejari Badung

Dalam kesempatan tersebut Bupati Giri Prasta didampingi Anggota DPRD Badung Komang Triani dan Made Suwardana, Camat Mengwi Nyoman Suhartana serta tokoh masyarakat setempat. Guna mendukung karya tersebut Bupati Giri Prasta juga menyerahkan dana punia pribadi sebesar Rp. 25 juta.

Ditambahkan, Bupati Giri Prasta bahwa dalam Karya Atma Wedana ada beberapa prosesi upacara seperti Ngangget Don Bingin untuk dipergunakan sebagai bahan Puspasarira (symbol badan roh) yang nantinya dirangkai sedemikian rupa seperti sebuah tumpeng (dibungkus kain putih), dilengkapi dengan prerai (ukiran/lukisan) wajah manusia, laki/perempuan. Dilanjutkan dengan Ngajum, prosesi dimana setelah daun beringin tiba di tempat upacara, maka untuk masing-masing perwujudan roh, dipilih sebanyak 108 lembar, ditusuk dan dirangkai sedemikian rupa yang kemudian disebut Sekah. Dan Murwa Daksina dengan menggunakan sarana seekor Sapi Gading sebagai lambang Dewa Siwa yang akan mengantarkan atma menuju surga.

Baca juga:  Lampaui Ekspektasi, PAD Badung Capai Rp 2 Triliun Lebih di Triwulan II

“Terakhir yang terpenting yaitu pada saat ngelinggihang puspa di pelinggih rong tiga/kemulan. pada saat ngelinggihang disebut Dewa Pratista, bertujuan untuk menyatukan bumi dengan langit. Bila rong tiga menghadap ke Barat, puspa yang lanang melinggih di sebelah Selatan, yang istri melinggih di sebelah Utara. Ini adalah konsep padu muka, dimana dik (lanang), bhataranya Brahma tempatnya di Selatan dan widik (istri) bhataranya Wisnu tempatnya di Utara dan di tengah-tengah Siwa Guru,” jelasnya seraya mengharapkan kedepannya di Desa Adat kapal juga bisa melaksanakan upacara manusa yadnya seperti ngeraja singa dan ngeraja swala.

Baca juga:  Karya Ngeratep dan Melaspas Ida Sesuhunan Ratu Mas Alit Pura Dalem Alit Natar Sari

Sementara itu Bendesa Adat Kapal Ketut Sudarsana, mewakili krama Desa Adat Kapal mengucapkan, terima kasih atas kehadiran serta bantuan dana dari Bupati Badung dalam mendukung karya ini. Karya Atma Wedana Kinembulan yang dilaksanakan dengan dana swadaya ini diikuti oleh 175 sawa, 250 orang metatah dan 150 orang mepetik. “Karya ini kami mulai sejak tanggal 14 September, dimana dalam karya pitra yadnya ini juga ada yang ngelungah 58 orang, ngelangkir 87 orang dan ngaben 3 orang” jelasnya seraya menyebutkan bahwa pihaknya tetap berupaya mematuhi protokol kesehatan yang ketat guna mencegah penyebaran Covid-19. (Adv/balipost)

BAGIKAN