JAYAPURA, BALIPOST.com – Cabor silat di nomor seni hanya menambah 1 perak. Ini, dipersembahkan di nomor ganda putra, yang menurunkan pesilat Putu Anom Wiraguna/Made Dwi Surya Adnyana.
Pencak silat yang diselenggarakan di GOR Toware, Jayapura, Senin (11/10), menambah 3 perunggu dari tunggal putri (Kadek Astini), ganda putri (Putu Cincin Cindra Dewi/Ni Made Mega Sri Wahyunih), serta beregu putra (Putu Yudi Surya Pratama/Made Ananta Pradnya/Kadek Adi Santosa).
Dengan demikian, dari 5 nomor seni tunggal, ganda, dan regu (TGR), kelimanya melaju ke final, dan meraih 1 perak, 3 perunggu. Satu nomor yang tak menyumbang perunggu adalah tunggal putra Kadek Febrinata, yang menduduki peringkat keempat.
Usai tampil, Febrinata mengakui, selama TC sentralisasi dirnya berlatih dan terus menunjukkan performance yang meningkat. “Saya dapat peringkat IV, kemungkinan karena powernya kurang saat tampil, di atas matras,” ucap Febrinata.
Kadek Astini juga sudah tampil maksimal, tetapi harus puas meraih perunggu. Pelatih seni TGR Bali Nyoman Lasia mengakui, penampilan ketika di event resmi PON itulah yang paling menentukan. “Pandemi COVID-19 ini, membuat persiapan kami sangat mepet,” kata Lasia.
Atas hasil ini, untuk sementara silat meraup 1 perak, dan 6 perungu. Donasi 3 perunggu disumbangkan pesilata laga Wayan Sumertayasa (kelas H), Cok Gede Kresna Wiguna Putra (kelas I), serta Ni Made Indah Sindi Maharani (F).
Kini, harapan emas hanya bertumpu pada dua finalis, Komang Harik Adi Putra (E) dan Kadek Wahyu Rihartana. Kebetulan, keduanya jumpa pesilat Jabar. Harik meladeni Igi Rangga Barani, dan Wahyu menghadapi Paksi Grifahri. “Saya kira keduanya berpeluang menyabet emas,” ujar pelatih laga Gusti Made Semarajaya. (Daniel Fajry/balipost)