Warga dan petugas berupaya mengevakuasi korban tertimbun longsor di Trunyan, Kintamani, Sabtu (16/10). (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Pada Sabtu (16/10) pagi, gempa dengan magnitudo 4,8 mengguncang Trunyan, Kintamani. Longsor akibat gempa ini memporakporandakan rumah 5 KK dengan 19 jiwa di Banjar Cemara Landung. Musibah tersebut, merenggut dua korban jiwa yakni Ni Kadek Wahyu Antari (25) dan Lionel Adi Putra (8).

I Made Diksa, salah seorang kerabat korban saat ditemui di lokasi menuturkan, saat kejadian para korban sedang tertidur lelap. Namun, tiba-tiba mereka dikagetkan oleh guncangan gempa yang cukup keras.

Baca juga:  Siklon Tropis Berpotensi Picu Gelombang Tinggi di Selat Bali

Tidak berselang lama, suara gemuruh tebing pun terdengar dan material langsung menerjang rumah mereka. “Semuanya kalang kabut menyelamatkan diri, kejadiannya begitu cepat,” tutur Diksa, yang juga menjabat Perbekel Desa Abang Batu Dinding itu, Sabtu.

Ni Kadek Wahyu Antari berupaya menyelamatkan keponakannya Lionel. Sambil menggendong keponakannya itu korban malah berlari ke arah Danau Batur.

Naas, keduanya dihadang oleh jurang sehingga langsung dihantam oleh bebatuan yang material tebing di atas rumah mereka. “Tubuh mereka pun dihantam batu dan menimbunnya,” ujarnya dengan nada lirih.

Baca juga:  Presiden Minta Keluarga Awak KRI Nanggala-402 Bersabar, Pencarian Dilakukan Optimal


Baca selengkapnya di media partner DENPOST.id

BAGIKAN