Budi Gunadi Sadikin. (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam 20 hari ke depan, kasus aktif bisa berkisar 1.000-an secara nasional. Demikian dikatakan Koordinator PPKM Jawa-Bali, Luhut B. Pandjaitan, Senin (18/10), dalam keterangan virtual usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo.

Ia mengungkapkan prediksi ini dengan asumsi tren kesembuhan masih terus stabil di angka seribuan kasus. Sementara per 18 Oktober ini, dari data Kementerian Kesehatan, angka kasus aktif nasional sudah berada di 17.374 orang. “Jika trennya seribu, seribu yang turun atau sembuh, padahal lebih, kita melihat angka di 20 hari ke depan sudah harus turun,” ujarnya dalam siaran yang ditayangkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Ia pun mengatakan bahwa Presiden mengingatkan agar betul-betul berhati-hati dalam menyiapkan langkah mitigasi apabila terjadi gelombang ketiga akibat Natal dan Tahun Baru. Sejumlah antisipasi ini, terutama memperluas penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Juga meningkatkan capaian vaksinasi dan menjajaki obat-obatan antivirus corona.

“Kalau ini terjadi, saya kira kita akan bisa bagus. Dan kalau kita bisa melampaui Nataru ini dengan baik, pada Januari saya pikir kita akan masuk pada endemi, karena pada saat waktu itu saya kira sudah kita harapkan terdapat obat antivirus ini,” katanya optimis.

Baca juga:  Pengeluaran Wisman di Bali Kalah dengan Malaysia

“Saya yakin kita semua sudah lelah berhadapan dengan pandemi COVID-19, namun melihat berbagai perkembangan yang ada dan kepemimpinan Presiden Jokowi, saya yakin kita akan mampu segera mengatasi dan keluar dari pandemi COVID-19 sebagai bangsa dan negara yang lebih kuat,” tegasnya.

Ia mengatakan keberhasilan mengendalikan varian Delta, menegaskan Indonesia bisa mengatasi berbagai permasalahan dan tantangan ke depan jika melakukannya secara kompak. “Saya sekali lagi mengajak saudara-saudara semua, saling bahu membahu agar COVID-19 tidak kembali melonjak. Tetap gunakan masker, ajak saudara, keluarga, dan teman-teman yang belum divaksin untuk segera divaksin. Dan jangan lupa untuk terus disiplin menggunakan PeduliLindungi,” ajaknya.

Percepat Vaksinasi

Ditambahkan Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin, Presiden kembali meminta jajaran untuk mempercepat laju program vaksinasi COVID-19, terutama daerah dengan capaian yang masih rendah. Untuk mencapai kekebalan komunal atau herd immunity dalam menghadapi pandemi pemerintah menargetkan vaksinasi terhadap 208,27 juta penduduk.

Baca juga:  Rekor Penambahan Positif COVID-19 di Bali Kembali Pecah, Segini Jumlah Kasus Hariannya

“Arahan Bapak Presiden agar dipercepat, terutama ibu kota-ibu kota provinsi yang masih rendah, juga ada beberapa kota-kota yang padat penduduknya, dan yang juga mau mengadakan acara-acara besar, seperti yang di Mandalika agar bisa kita percepat,” katanya.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 18 Oktober 2021 pukul 18.00 WIB, tiga provinsi dengan capaian vaksinasi dosis pertama terendah adalah Aceh yang baru mencapai 28,23 persen, Sumatra Barat 28,14 persen, dan Papua 23,86 persen. Secara nasional, Menkes memaparkan, capaian vaksinasi per 18 Oktober 2021 mencapai 172 juta dosis atau sekitar 52 persen dari target. “Sebanyak 108 juta rakyat Indonesia sudah mendapatkan akses ke vaksinasi dosis pertama dan 63 juta sudah mendapatkan akses vaksinasi lengkap atau dua dosis,” terangnya.

Baca juga:  Status Tanggap Darurat COVID -19 Diperpanjang

Budi mengungkapkan, target cakupan vaksinasi harian sebanyak dua juta dosis yang ditetapkan Presiden Joko Widodo juga telah tercapai pada September dan Oktober ini. “Di bulan September, kita sudah menembus angka 2 juta, tanggal 22, 23, 29, dan 30. Di Oktober, kita sudah menembus angka 2 juta pada tanggal 13 Oktober dan 14 Oktober kemarin, puncaknya di angka 2,2 juta suntikan per hari,” paparnya.

Dengan laju seperti ini, ia memperkirakan pada penghujung tahun 2021 cakupan vaksinasi COVID-19 nasional dapat mencapai sekitar 300 juta dosis. “168 juta rakyat kita sudah bisa suntik dari target 208 juta, atau 80,5 persen bisa mendapatkan akses ke suntikan pertama. Kita perkirakan juga untuk dosis kedua atau vaksinasi lengkap bisa menyentuh angka 122 juta orang atau sekitar 59 persen dari target populasi kita sebanyak 208 juta orang yang di atas 12 tahun,” ucapnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN