Wayan "Kun" Adnyana (kiri) dan Wayan Rideng. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pencanangan Program Desa Kerti Bali Sejahtera pada 16 Oktober 2021 di
Desa Selabih, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan oleh Gubernur Bali Wayan Koster mendapat apreasiasi tak terkecuali dari kalangan akademik.

Akademisi Universitas Warmadewa (Unwar) yang juga Sekretaris Prodi Hukum Program Doktor Pascasarjana
Unwar, Dr. I Wayan Rideng, S.H., M.H., mengatakan, dalam kondisi pandemi Covid-19 yang telah melandai, diperlukan gairah masyarakat Bali untuk kembali bangkit. Apalagi pemerintah pusat dan daerah telah melakukan upaya untuk pemulihan perekonomian masyarakat.

Bahkan, berbagai langkah konkret telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Bali melalui beberapa kebijakan, baik yang bersifat penyiapan regulasi, melalui beberapa penerbitan produk hukum daerah (Perda, Perkada, Intruksi Gubernur, SE dan lainnya) dan kebijakan pemberdayaan sektor UMKM yang diharapkan mampu mempercepat pemulihan perekonomian masyarakat secara riil.

Ia menilai menghadirkan ASN dan Non-ASN untuk terjun di tengah-tengah masyarakat membumikan kebijakan dan program yang selama ini telah diterbitkan penting dilakukan. “Dari sisi regulasi, telah dilahirkan puluhan produk hukum daerah. Memang gaungnya belum optimal, artinya masih dikenal pada tatanan elite saja, belum sampai ke akar rumput. ‘’Dengan gerakan ini (Program Desa Kerti Bali Sejahtera, red) akan mampu secara lebih masif untuk sampai pelosok daerah, kelurahan, desa, desa adat, bahkan pada tingkat lingkungan dan banjar,” tandas Wayang Rideng.

Baca juga:  Sindikat Narkoba Jaringan Medan - Bali Dituntut 15 Tahun Penjara

Lebih lanjut dikatakan bahwa Desa Kerti Bali merupakan pengejawantahan dari implementatisi dari visi Pembangunan Daerah Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”. Menurutnya, visi ini penuh dengan makna, terutama terhadap gambaran Pulau Bali yang dikenal diseantero dunia.

Demikian pula pelaksanaan Program Desa Kerti Bali Sejahtera, akan mampu mendorong percepatan pelaksanaan pembangunan pada garda paling depan yakni tingkat desa. “Pelaksanaan Program Desa Kerti Bali Sejahtera, perlu diberikan apresiasi atau acungan jempol, sangat top,” tegas Wayan Rideng.

Di sisi lain, program Desa Kerti Bali Sejahtera ini akan memberikan kesempatan kepada pelaku program, yakni para ASN dan Non-ASN secara langsung untuk ikut dalam tatanan pelaksanaan konkret di masyarakat.

Baca juga:  Desa Adat Tegenan Gelar Bulan Bahasa dengan Sejumlah Lomba

Ia mengungkapkan Program Desa Kerti Bali Sejahtera yang dicanangkan Gubernur Wayan Koster sangat strategis, termasuk berperan langsung dan aktif melakukan monev secara cepat dan tepat, dan melakukan mapping cermat, serta secara quick respons mencarikan solusinya. “Dengan demikian akan ada nada frekuensi yang sama dalam penjabaran program dan kegiatan di masyarakat. Bilamana ini berhasil, Bali tidak ada ketimpangan dalam pelaksanaan pembangunan, sebagai wujud pelaksanaan Pola Pembangunan Semesta Berencana. Kami berpandangan, dengan model ini, sangat sesuai dengan karakteristik Bali,” pungkasnya.

Sementara itu Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. Wayan Kun Adnyana sangat mendukung Program Desa Kerti Bali Sejahtera yang dicanangkan Gubernur Bali Wayan Koster, karena sangat strategis sekaligus relevan untuk mengaktualisasikan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali secara serentak dan menyemesta. Mengingat desa/kelurahan, berikut desa adat merupakan ruang kewilayahan dan pemerintahan
terdepan dalam membangun kesejahteraan krama Bali.

Baca juga:  Bali Miliki Pusat Vaksinasi dengan "Drive-Thru" Pertama di Indonesia dan Asia Tenggara

Pada bidang pemajuan adat, tradisi, seni, budaya, dan kearifan lokal, posisi desa/kelurahan dan desa adat sangat vital. Justru kerja Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali dapat terselenggara efektif dan terakslerasi cepat dan tepat apabila desa/kelurahan dan desa adat bergerak serentak seiring potensi seni-budaya setempat. Gagasan menggerakkan desa dalam kerja semesta Kerti Bali Sejahtera sangat cerdas dan kontekstual sesuai spirit membangun Bali dari Desa. “Saya bersama pimpinan di ISI Denpasar dalam merespons gagasan Gubernur Bali ini mulai Tahun Anggaran 2022 menyelenggarakan pengabdian masyarakat bertajuk Nata Citta Desa Swabudaya serentak pada kabupaten/kota di Bali. Mengembalikan desa dan desa adat sebagai pusat ekosistem Penguatan dan Pemajuan Seni-Budaya dengan potensi sumberdaya, infrastruktur, kelembagaan, berikut gagasan-gagasan cemerlang berupa kebijaksanaan luhur, etos kreatif, dan juga keunikan artefak luhur. (kmb/balipost)

BAGIKAN