Kondisi jalur pendakian yang retak akibat gempa. (BP/Ist)

BANGLI, BALIPOST.com – Aktivitas pendakian Bukit Abang, Kintamani ditutup sementara pascagempa bumi yang terjadi Sabtu (16/10). Penutupan dilakukan lantaran jalur pendakian di bukit tersebut mengalami retak.

Ketua Pengelola Daya Tarik Wisata (DTW) Abang Erawang Nengah Suratnata Kamis (21/10) mengungkapkan jalur pendakian yang mengalami retak ada di sekitar pos 1. Kondisi retakan cukup parah.

Jelasnya, retakan itu muncul akibat tebing yang berada di samping jalur pendakian mengalami longsorr setelah diguncang gempa. “Tebing itu adalah dinding bagian dari Bukit Abang,” ujarnya.

Baca juga:  Pembatasan Akses Pintu Masuk Bali, Diminta Jangan Ada Toleransi

Sehari pascagempa, pihaknya langsung mengumumkan kondisi itu ke masyarakat. Pihaknya sudah mengimbau kepada para pendaki dan pecinta alam agar sementara menunda aktifitas pendakian ke Bukit Abang. “Ya ditutup sementara sampai kondisi dinyatakan aman oleh pihak-pihak yang membidangi,” kata Suratnata.

Pihaknya pun mengaku sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait kondisi itu. Diakui Suratnata meski sudah ada imbauan agar tidak melakukan aktivitas pendakian sementara waktu, masih ada saja pendaki yang datang. Namun tidak sampai naik ke puncak karena khawatir dengan kondisi jalur yang retak.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Bali Masih Capai Puluhan Orang

Sebagaimana yang diketahui gempa bumi bermagnitudo 4,8 yang terjadi mengakibatkan tebing Bukit Abang longsor. Material longsor menimbun rumah dan menyebabkan dua warga Trunyan meninggal dunia.

Longsor juga mengakibatkan akses jalan menuju Trunyan dan dua desa lainnya yakni Abang Batudinding dan Abang Songan tak bisa dilalui karrena tertutup material. Di lokasi lainnya dampak longsor juga mengakibatkan banyak rumah, bangunan pelinggih dan fasilitas umum rusak. (Dayu Swasrina/Balipost)

Baca juga:  Bertambah 63 Kasus Transmisi Lokal COVID-19, 54 Orang Berasal dari Tiga Kabupaten/kota
BAGIKAN