Kalaksa BPBD Bali, Made Rentin. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kerugian akibat gempa yang berpusat di Karangasem dengan magnitudo 4,8 pada Sabtu (16/10) mencapai puluhan miliar rupiah. Hal ini diungkapkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali I Made Rentin, Jumat (22/10) dalam keterangan pers secara virtualnya.

Ia menyebutkan gempa bumi ini berdasarkan perhitungan sementara menyebabkan kerugian mencapai Rp 66,942 miliar. “Update sampai dengan hari ini pukul 07.00 di pagi hari, total perhitungan cepat yang dilakukan teman-teman kami di dua kabupaten diperkiraan jumlah kerugian mencapai Rp66.942.600.000 miliar,” kata Rentin, dikutip dari Kantor Berita Antara.

Rentin menjelaskan berdasarkan laporan terakhir yang diterima, delapan titik longsor yang menutup ruas jalan menuju Desa Trunyan dan Desa Abang Batudinding telah dibersihkan. Namun, jalan menuju dua desa belum bisa dilewati karena dinilai masih relatif rentan longsor susulan.

Baca juga:  Bencana di Selat Sunda, Korban Meninggal Bertambah

“Tim di lapangan memutuskan belum bisa dibuka untuk akses umum sementara waktu. Hanya petugas secara penuh kehati-hatian, untuk melakukan mobilitas menuju akses kedua desa yaitu Desa Trunyan dan Desa Abang Batudinding,” ujarnya.

Rentin juga menyebutkan, akibat gempa tersebut hingga hari ini tercatat tiga orang dinyatakan meninggal dunia. Satu orang di Karangasem dan dua orang di Bangli.

Selain itu, tiga orang mengalami luka berat, lima orang mengalami luka ringan di Kabupaten Bangli. Sedangkan pada Kabupaten Karangasem, sembilan orang dinyatakan luka berat dan 115 orang luka ringan.

Dalam kesempatan itu dia juga menjelaskan, fase tanggap darurat di Karangasem yang harusnya berakhir pada hari ini, kembali diperpanjang sampai dengan tanggal 30 Oktober 2021. Sedangkan untuk Bangli, tanggap darurat akan terus dilaksanakan sampai dengan tanggal 27 Oktober 2021.

Baca juga:  Pendataan Pascagempa, 2 Meninggal dan Belasan Luka-luka di Bali

Hingga kini, pihaknya juga terus melakukan koordinasi terkait penanganan pada masyarakat terdampak akibat gempa itu bersama dengan pemerintah, dunia usaha serta relawan. Khususnya, dalam menyalurkan bantuan logistik kepada kedua daerah itu.

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan gempa tersebut menyebabkan dampak kerusakan pada bangunan yang sangat luar biasa. “Gempa 4,8 ini menimbulkan dampak kerusakan bangunan yang luar biasa kalau kita lihat dari magnitudo gempanya,” kata Abdul.

Abdul menyebutkan, total bangunan yang rusak akibat Gempa itu ada sebanyak 1.987 unit bangunan. Berdasarkan data yang pihaknya miliki, sebanyak 437 unit bangunan dinyatakan rusak berat, 130 unit rusak sedang dan 1.415 unit dinyatakan rusak ringan.

Baca juga:  Desain Pembangunan Bali Harus Holistik

“Ini belum kita hitung dari rumah yang terdampak, yang rusak artinya retak-retak tidak signifikan sebanyak 2.320 unit,” ucap dia.

Lebih lanjut dia menjelaskan, satu kantor desa, satu puskesmas dan satu Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dinyatakan rusak berat di Bali. Tidak hanya itu, kerusakan berat juga terjadi pada dua unit rumah ibadah, 69 unit pelinggih, 385 pura pasek, dua unit candi serta dua unit fasilitas pendidikan.

Ia juga mengatakan sebanyak dua unit fasilitas pendidikan dinyatakan rusak sedang dan 23 unit fasilitas pendidikan dinyatakan rusak ringan. “Magnitudo gempa ini tidak terlalu besar memang, ke dalamannya dangkal 10 kilometer. Tapi dampak yang diakibatkan itu luar biasa sekali, melihat magnitudo gempanya yang dalam tanda kutip itu cuma 4,8,” ucapnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN