Wirakesuma (kanan) dan Arba Wirawan. (BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Elan kreatif perupa Bali tetap menggelora di masa pandemi COVID-19. Terbukti, para perupa tetap eksis berkarya. Bahkan pemanggungan karya marak dilakukan, baik secara berkelompok maupun solo.

Tentu, protokol kesehatan (prokes) tetap mendapat perhatian, agar tak terpapar COVID-19 dan tidak menimbulkan kluster baru penyebaran Corona.
Di masa pandemi ini, perupa yang dosen ISI Denpasar, Dr. I Nengah Wirakesuma, M.Sn., beserta dua mahasiswanya, Made Kingki Yani dan I Made Arsad Tri Gunawan memamerkan karya bertajuk ‘’Padma Dewata’’, mulai Senin (25/10) sampai 30 Oktober mendatang di Sinyo Gallery, Denpasar.

Baca juga:  Bupati Karangasem Gede Dana Buka Kejuaraan Bola Voli Bupati Cup 2024

Gelar karya hasil Penelitian Penciptaan Seni (P2S) Lembaga Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Pengembangan Pendidikan (LP2MPP) ISI Denpasar ini dibuka Ketua LP2MPP Dr. I Komang Arba Wirawan, mewakili Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Adnyana., S.Sn.M.Sn. Wirakesuma menampilkan sejumlah lukisan dalam pameran itu, salah satunya berjudul ‘’9 Padma Dewata’’. Sedangkan Kingki Yani menampilkan karya berjudul ‘’Perjalanan’’ dan Arsad Tri Gunawan dengan karya ‘’Gerbang Pascisma’’.

Sembilan Padma Dewata karya Wirakesuma itu dilukiskan dengan berbagai macam warna yang ada pada atribut Dewata Nawa Sangga. Perwujudan sembilan Padma Dewata dengan komposisi yang simetris dan dinamis itu sesuai arah penjuru mata angin.

Baca juga:  Tarif Premi JKN Naik Januari 2020, Pemerintah Siapkan Rp 771,72 Miliar untuk PBI

Karya ini diciptakan untuk mengingatkan kembali bahwa di dalam atribut Dewata Nawa Sangga ada simbol-simbol unik penuh makna. Dari arah Selatan searah jarum jam, ada warna merah, kemudian warna jingga, kuning, hijau, hitam, abu-abu, putih, oranye dan di tengah mancawarna.

Dalam sambutannya, Rektor ISI Denpasar Prof. Kun Adnyana mengatakan, skema P2S yang dilaksanakan ISI Denpasar melalui LP2MPP merupakan upaya pemajuan praktik seni berbasis tradisi riset yang kuat. Karya yang dicipta tidak semata matang secara teknis dan artistik, melainkan relevan dan kontekstual.

Baca juga:  Jembrana Ganti LPJ Jadi LED untuk Hemat Biaya Listrik

Pihaknya mengapresiasi langkah diseminasi yang diselenggarakan ini. Penelitian atas simbol-simbol atribut Dewata Nawa Sangga yang dijadikan basis atau sumber ide dalam berkarya seni lukis, tentu dapat dimaknai sebagai upaya pendalaman tematik– sisi spiritualitas hadir dalam ekspresi modern atau kontemporer. (Subrata/balipost)

BAGIKAN