Pedagang sedang melayani pembeli di salah satu pasar tradisional di Denpasar. (BP/Hendri Febriyanto)

DENPASAR, BALIPOST.com – Peran perbankan tidak hanya sebatas menyalurkan kredit. Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma mengatakan, sesuai arahan OJK, peran bank kini diharapkan tidak hanya menyalurkan kredit tapi juga menjembatani antara produsen dengan off taker.

Misalnya menyambungkan petani dengan penyosohan beras. “Di Negara, kita akan kerjasama dengan off taker penyosohan beras langsung, sehingga petani lebih terjamin dari sisi kapasitas pemasaran,” ujarnya, belum lama ini.

Baca juga:  Hingga Akhir 2021, Kinerja Gemilang BRI Diproyeksikan Berlanjut

Upaya menyambungkan ke off taker inilah yang saat ini sedang terus digalakkan. Namun Sudharma melihat tidak banyak off taker di Bali.

Berbeda kondisinya dengan luar Bali, off taker skalanya cukup besar dan jumlahnya lebih banyak. “Kalau mencari off taker keluar Bali belum sih karena kita upayakan sumber daya di Bali. Tapi ke depan mungkin ada off taker dari luar, kita sedang jajaki,” tukasnya.

Baca juga:  Bangga Jadi Petani Jangan Sekadar “Tagline”

Sampai saat ini, ia baru bekerjasama dengan 3 off taker yang akan menyerap produk pertanian Bali. Selain off taker beras dan produk pangan, ia sedang subsektor lain, untuk menggantikan hotel yang selama ini menjadi penyerap produk pangan di Bali.

“Satu sektor yang memang rentan seperti pariwisata, banyak dipengaruhi faktor kesternal memang harus dipadukan dengan lima sektor lain,” tandasnya.

Hal inilah yang membuat BPD Bali mampu tumbuh di masa pandemi 5,13% per September 2021. Dari 5,13% tersebut dominan kredit kepada sektor produktif. Sektor produktif juga masih tumbuh terutama di daerah – daerah di luar Denpasar, karena tidak langsung berkaitan dengan pariwisata. “Per September 2021 kredit kita tumbuh 20% (yoy),” imbuhnya. (Citta Maya/balipost)

Baca juga:  Tak Melaut Karena Gelombang Tinggi, Nelayan Pilih Perbaiki Jaring dan Cari Kerjaan Sampingan
BAGIKAN