Bupati Sanjaya (tengah) didampingi Satria Naradha (kiri) dan Plt Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bali, Ir. Ketut Lihadnyana, Selasa (26/10). (BP/Hendri Febriyanto)

TABANAN, BALIPOST.com – Salah satu sektor yang masih menggeliat di tengah pandemi adalah pertanian. Tak salah jika Tabanan sebagai lumbung pangan Bali saat ini berupaya meningkatkan eksistensi sektor pertanian, salah satunya mengarah ke sistem organik.

Hal inilah yang membuat Yayasan Dharma Naradha ikut serta memberikan dukungan pada program pemerintah tersebut. YDN memberikan pelatihan ke petani untuk mewujudkan kedaulatan pangan beras di Tabanan dengan sistem pertanian biodynamic.

Pelatihan dan sosialisasi tersebut dibuka langsung Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, Selasa (26/10) di Pesraman Lumajang, Desa Samsam, Kecamatan Kerambitan. Hadir pula dalam kegiatan tersebut, sepuluh camat se-kabupaten Tabanan, karena nantinya pelatihan serupa akan digelar di masing-masing wilayah kecamatan.

Wujud komitmen Nangun Sat Kerthi Loka Bali Ketahanan Pangan Bali Jadikan Tabanan sebagai lumbung beras Bali, juga dituangkan dalam penandatangan prasasti oleh Bupati Tabanan. Termasuk juga penyerahan bibit kelor dan toya amerta dari 5 danau pada para petani peserta pelatihan.

Baca juga:  Didukung Penuh LPD, Desa Adat Ambengan Rancang Pengabenan Massal Gratis

Ketua Yayasan Dharma Naradha, Satria Naradha menjelaskan, pihaknya berkolaborasi dengan pemerintah Propinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten Tabanan untuk bisa mewujudkan visi Nangun Sat Kerhi Loka Bali menuju Bali Era Baru. Salah satunya sektor pertanian (darma pemaculan) dapat berjalan lagi seperti dulu tetapi dengan era baru.

“Kami ingin kesejahteraan petani meningkat di tengah persoalan yang ada, seperti ketersediaan air dan lainnya. Momentum pandemi ini dirasa sangat baik untuk metaki-taki dan mulat sarira membangun darma pemaculan di Tabanan. Dan, upaya kami ini juga telah mendapat dukungan dan sinergi yang baik dari Pemerintah Provinsi Bali maupun Pemerintah Daerah kabupaten Tabanan,” ucapnya.

Sementara itu Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya mengatakan, pelatihan sistem pertanian biodynamic ini sangat luar biasa karena sejalan dengan visi Gubernur Bali, termasuk visi Kabupaten Tabanan yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani. Sebagai lumbung pangannya Bali, Tabanan dengan lahan pertanian terluas di Bali ini sangat konsen dan memberikan apresiasi terhadap pelatihan ini.

Baca juga:  Lakalantas Beruntun di Samsam Kerambitan, Sejumlah Kendaraan Rusak

“Kita harus menarik lagi ketaksuan atau roh kita sebagai orang Bali yang diwariskan oleh leluhur dengan cara menjaga kearifan lokal dan ekosistem ditengah modernisasi saat ini agar jangan sampai punah. Saya sangat mendorong kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan pekaseh dan petani di Tabanan,” ucapnya usai membuka pelatihan.

Menurutnya, pandemi kali ini bisa dijadikan momentum untuk membangkitkan kembali sektor pertanian di Bali khususnya di Tabanan. Apalagi, 80 persen masyarakat Tabanan dikatakan Sanjaya memiliki genetika agraris.

Baca juga:  Distribusi Beras Lokal Jangkau PNS di Nusa Penida

“Patut disyukuri kita hidup di Kabupaten Tabanan yang memperoleh limpahan anugerah berupa lahan pertanian yang subur, air yang berlimpah serta penduduk yang giat bekerja. Sebagai daerah agraris, Tabanan banyak menghasilkan produk unggulan yang tentu masih dapat ditingkatkan kembali secara kualitas dan kuantitas,” sebutnya.

Ia juga menyampaikan tentang pentingnya sistem produksi, distribusi dan pemasaran pada sektor pertanian. Ia percaya sektor produksi sudah dikuasai dengan sangat baik oleh masyarakat Tabanan yang memiliki genetika agraris.

Sementara dalam hal pendistribusian, Pemkab Tabanan sudah sangat berupaya dalam melakukan berbagai perbaikan infrastruktur khususnya jalan, guna memudahkan akses untuk para petani dan pedagang mengangkut hasil tani dan peternakan. Ia memandang dengan adanya pelatihan ini, nantinya mampu mengembalikan ketaksuan Bali, sebab sepanjang berlangsungnya pandemi COVID-19, sektor yang mampu bertahan adalah pertanian. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN