Tangkapan layar kedatangan vaksin tahap ke-100 dari Tiongkok, Selasa (26/10). (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Indonesia memasuki momentum penting dalam pasokan vaksin pada Selasa (26/10). Pasalnya pada hari ini, Indonesia kedatangan vaksin tahap ke-100.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong, mengatakan kedatangan vaksin tahap ke-100 berasal dari hibah Tiongkok. Jumlahnya mencapai 1 juta dosis vaksin Sinovac.

Ini, dikatakannya dalam keterangan virtual di kanal YouTube Sekretariat Presiden, menunjukkan pemerintah berkomitmen untuk menjamin ketersediaan vaksin kepada masyarakat. Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat capaian vaksinasi tertinggi di dunia, berkat dukungan dan peran serta banyak pihak dan bantuan vaksin dari sejumlah negara,” katanya.

Baca juga:  Jelang Nataru, Bhabinkamtibmas Dikumpulkan

Namun, ia mengatakan masih diperlukan kerja keras untuk mencapai target 208 juta penduduk tervaksinasi sehingga terbangunnya herd immunity. “Bersamaan dengan itu, protokol kesehatan juga perlu ditingkatkan dan dijaga agar penularan COVID-19 tidak kembali melonjak dan kembali naik,” tegasnya.

Ia meminta masyarakat jangan sampai terlena dengan adanya penurunan kasus belakangan ini dan semakin banyaknya penduduk yang sudah divaksinasi. “Kita mesti ingat bahwa virus masih ada di sekitar kita. Kelalaian dan pengabaian kita, bila tingkat kepatuhan kita terhadap prokes turun, maka itu hanya akan mengundang lonjakan COVID-19 di negara kita,” katanya mengingatkan.

Baca juga:  Target Selesai Juli, Vaksinasi HPR di Tabanan Molor

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, Sonny B. Harmadi, menambahkan kedatangan vaksin tahap ke-100 ini menjadi momen penting untuk mengingatkan bahwa pandemi belum berakhir. Keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi. “Pemerintah terus berupaya melakukan yang terbaik bagi masyarakat, demikian halnya partisipasi masyarakat dalam mendukung seluruh upaya penanganan COVID-19 menjadi kunci utama keberhasilan kita mencapai kondisi saat ini,” sebutnya.

Kasus aktif Indonesia, ungkapnya, sudah mencapai 0,35 persen. Itu, lebih rendah dari persentase kasus aktif dunia. “Tidak ada intervensi tunggal yang dapat mengatasi COVID-19. Penerapan protokol kesehatan 3 M, memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan pakai sabun, peningkatan kapasitas 3 T, tracing, testing, dan treatment, serta percepatan vaksinasi nasional merupakan kombinasi intervensi terbaik yang bisa kita lakukan bersama,” kata Sonny.

Baca juga:  Tren Aksi Terorisme di Indonesia Alami Penurunan

Ia pun mengatakan kondisi ini patut disyukuri karena berkat kerjasama semua pihak, lonjakan kasus COVID-19 dapat dikendalikan. Bahkan, sejak 15 Oktober lalu, angka kasus harian konsisten di bawah 1.000 orang dengan positivity rate di bawah 1 persen. “Namun, harus disadari bersama pandemi COVID-19 belum berakhir, landainya kasus COVID-19 jangan membuat kita lengah terhadap protokol kesehatan 3 M,” tegasnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN